Wahyu 2:1-7
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah Firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Aku tahu segala pekerjaanmu, baik jerih payahmu maupun kesabaranmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Dia yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”
UTUSAN
Sang utusan (malaikat) untuk gereja Efesus adalah Rasul Paulus.Tidak dapat disangkali bahwa dia adalah utusan bagi zaman yang pertama dari era Bangsa Kafir itu. Meskipun kepada Petrus diberikan wewenang untuk membuka pintu-pintu kepada Bangsa-bangsa Kafir, itu diberikan kepada Paulus untuk menjadi rasul dan nabi mereka. Dia adalah Nabi—Utusan bagi Bangsa-bangsa Kafir. Pelayanan kenabiannya, yang olehnya dia menerima pewahyuan Firman yang penuh bagi Bangsa-bangsa Kafir, membuktikan dirinya sebagai utusan kerasulan mereka. Hal ini diakui oleh rasul-rasul yang lain yang ada di Yerusalem. Galatia 1:12-19, “Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pewahyuan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku memberitakan dia di antara bangsa-bangsa Kafir, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada darah dan daging, juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.” Galatia 2:2, “Aku pergi berdasarkan suatu pewahyuan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa Kafir — dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang - supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.” Galatia 2:6-9, “Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka — bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.” Roma 11:13, “Aku berkata kepadamu, hai bangsa-bangsa Kafir, karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa Kafir, aku menganggap hal itu adalah kemuliaan pelayananku.”
Paulus mendirikan gereja di Efesus sekitar pertengahan abad pertama. Hal ini memampukan kita untuk menetapkan tanggal permulaan dari Zaman Gereja Efesus tersebut; kira-kira tahun 53 Masehi.
Cara pelayanannya memberikan pola bahwa semua utusan yang mendatang menginginkan yang seperti itu, dan sebenarnya memberikan pola kepada setiap pelayan Allah yang benar, meskipun dia tidak akan mencapai setinggi pelayanan kenabian seperti yang dilakukan oleh Paulus. Pelayanan Paulus memiliki kualitas rangkap 3, sebagai berikut:
Pertama-tama, Paulus mutlak setia kepada Firman. Dia tidak pernah menyimpang dariNya tidak peduli seberapapun harga yang harus dibayar. Galatia 1:8-9, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” Galatia 2:11,14, “Tetapi waktu Kefas datang ke Anthiokia, aku berterang-terangan menentangnya, sebab ia salah. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”
I Korintus 14:36-37, “Atau adakah Firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah Firman itu telah datang? Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kutuliskan kepadamu adalah perintah Tuhan.”
Perhatikan bahwa Paulus tidak diorganisasikan, tetapi dipimpin Roh, seperti ketika Allah bergerak pada diri Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir. Dewan Yerusalem tidak pernah mengutus Paulus, atau punya kuasa atau hak hukum apapun atas dirinya. Allah, dan Allah saja, yang mengutus dan yang memimpin. Paulus bukan berasal dari manusia, tetapi berasal dari Allah. Galatia 1:1, “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,” Galatia 2:3-5, “Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyelusup masuk, yaitu mereka yang menyelusup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tetap tinggal bersama kamu.”
Kedua, pelayanannya ada di dalam kuasa Roh, oleh karenanya mendemonstrasikan Firman yang diucapkan dan yang tertulis. I Korintus 2:1-5, “Demikian pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat manusia yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” Kisah Para Rasul 14:8-10, “Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan, ia mendengarkan Paulus berbicara: dengan setia memperhatikannya dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.” Kisah Para Rasul 20:9-12, “Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati. Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: “Jangan ribut, sebab ia masih hidup.” Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan, sehabis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat. Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa terhibur.” Kisah Para Rasul 28:7-9, “Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya, ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga.” II Korintus 12:12, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mukjizat-mukjizat dan perbuatan-perbuatan yang besar.”
Ketiga, dia memiliki buah pembuktian dari pelayanan yang diberikan Allah kepadanya. II Korintus 12:11, “Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu.” I Korintus 9:2, “Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.” II Korintus 11:2, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu Ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu suami untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” Paulus sudah dijadikan alat dalam membawa banyak domba yang berasal dari Bangsa Kafir; dia memberi makan mereka, dan merawat mereka, sampai mereka menghasilkan buah yang benar dan dipersiapkan untuk bertemu dengan Tuhan sebagai bagian dari mempelai wanita Bangsa Kafir.
Pada waktu Kitab Wahyu diberikan, menurut tradisi, Paulus sudah mati sebagai seorang martir, tapi Yohanes meneruskan menggantikannya dengan tepat seperti yang sudah dilakukan oleh Paulus di masa-masa pelayanannya. Kematian Paulus, terjadi sebelum Wahyu diberikan, itu tidak dapat merubah kenyataan bahwa dia adalah utusan bagi Zaman Gereja Efesus, sebab utusan bagi setiap zaman, tidak dipandang kapan dia tampil atau mati, adalah seorang yang mempengaruhi zaman itu bagi Allah dengan pelayanan Firman yang dimanifestasikan. Paulus adalah orangnya.
KOTA EFESUS
Kota Efesus adalah salah satu dari tiga kota terbesar di Asia. Ia sering disebut kota ketiga dari iman Kristen, Yerusalem yang pertama dan Antiokhia yang kedua. Ia adalah sebuah kota yang sangat kaya. Pemerintahannya adalah Romawi tetapi bahasanya Yunani. Para sejarawan percaya bahwa Yohanes, Maria, Petrus, Andreas, dan Filipus, semuanya dikubur di kota yang indah ini. Paulus, yang mendirikan iman yang sejati di kota ini, menggembalakan di kota ini selama kira-kira 3 tahun; tetapi jika dia tidak hadir di antara kawanan itu dia terus-menerus mendoakan, dan mengingat mereka. Timotius adalah bishop/uskupnya yang pertama. I Timotius 1:1-3, “Dari Paulus, rasul Yesus Kristus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain.”
Nama Efesus sendiri, memiliki arti ganda yang aneh. “Membidik” dan “Santai.” Cita-cita yang tinggi dari zaman ini sudah dimulai dengan kepenuhan Roh, “seluk-beluk Allah,” dengan jalan mana mereka sedang membidik panggilan Allah yang tinggi, lalu mulai memberi jalan kepada sebuah sikap yang kurang waspada. Sikap yang kurang rajin dalam mengikuti Yesus Kristus mulai termanifestasi dengan sendirinya sebagai sebuah pertanda bahwa di zaman-zaman yang mendatang kendaraan fisik yang disebut gereja ini akan tenggelam kepada kekejaman “seluk-beluk Setan.” Ia sudah menjadi santai dan hanyut. Zaman ini sedang murtad. Ia sudah meninggalkan kasihnya yang mula-mula. Benih kecil yang ditanam di Zaman Efesus suatu hari nanti tumbuh di dalam roh penyesatan sampai semua burung-burung najis di udara akan bertengger pada ranting-rantingnya. Jadi hal yang tidak mengganggu bagi penalaran manusia itu akan merupakan tanaman kecil yang muncul pada diri Hawa Yang Baru itu (Gereja Yang Baru) di mana lagi-lagi ia akan diperdaya oleh Setan. Zaman Efesus sudah memberikan kepadanya kesempatan Allah yang terbaik, dan untuk beberapa waktu ia menang, dan kemudian santai, dan pada saat lengah itulah Setan menanamkan benih kehancuran yang selengkapnya.
Keagamaan orang-orang di Efesus itu sendiri secara sempurna melambangkan zaman gereja yang pertama ini dan menentukan arah dari zaman-zaman yang mendatang. Pertama-tama, kuil Diana yang megah, yang pembangunannya membutuhkan waktu selama bertahun-tahun, yang ditempatkan di dalam istananya yang suci yang paling tak bercahaya dan tidak mudah dilihat, patung Diana supaya orang dapat membayangkan. Ia mutlak tidak sama dengan patung-patung dirinya yang lain yang ditempatkan di kuil-kuil yang lain yang diperuntukkan baginya. Ia hanyalah sebuah patung wanita yang hampir tak berbentuk yang pada akhirnya terbenam ke dalam balok kayu yang darimana dia dipahat. Dan kedua lengannya dibentuk dari dua batang besi biasa. Betapa sempurnanya hal ini yang menggambarkan roh antikris yang dilepaskan di zaman yang pertama itu. Di sana dia dilepaskan di tengah-tengah umat, namun tidak mengambil bentuk sebagaimana untuk memperingatkan orang-orang. Namun kedua lengan besi itu memperlihatkan bahwa itulah maksud dia yang adalah untuk menghancurkan pekerjaan Allah ketika dia membuat serangannya. Dan nampaknya tidak seorangpun yang memperhatikan dia ataupun apa yang sedang dia lakukan. Tetapi suatu hari nanti mereka akan memperhatikan, ketika dengan kedua lengan besi itu ‘perbuatan-perbuatan’nya menjadi ‘doktrin/ajaran’, dan doktrinnya menjadi hukum dari sebuah kekaisaran.
Aturan kebaktian di kuil itu memperlihatkan juga. Pertama-tama, terdapat imam-imam yang adalah sida-sida. Keimaman yang mandul ini menandai orang-orang yang mandul yang akan menjauh dari Firman, sebab orang-orang yang mengklaim mengenal Allah namun terpisah dari Firman adalah sama seperti kehidupan yang mandul seperti seorang sida-sida yang mandul. Yang kedua, kuil ini di dalamnya terdapat imam-imam wanita perawan yang tugasnya terbatas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan di kuil itu. Hal ini menunjukkan bahwa tiba harinya di mana upacara dan susunan, ritual, dan kegiatan-kegiatan, akan menggantikan tempat Roh Kudus dan tidak lagi manifestasi karismatik memenuhi bait Allah. Yang berada di atas mereka semua adalah imam besar, seorang yang mempunyai kekuasaan politik dan yang berpengaruh, menggambarkan apa yang sudah semakin bergerak maju, meskipun tidak terlalu nyata, bahwa, gereja akan segera dilimpahkan kepada kepemimpinan manusia dengan rencana-rencana manusia dan ambisi-ambisi manusia dan “demikianlah firman Roh Kudus” tidak akan menjadi sebuah kehidupan yang nyata lagi. Dan di bawah mereka semua adalah budak-budak kuil yang tidak punya pilihan lain selain taat kepada hirarki keagamaan itu. Apakah artinya ini selain bahwa harinya akan tiba ketika pendeta yang memberi kuasa ini, melalui manuver politik, pertolongan negara, dan penggantian Firman dan Roh kepada kredo-kredo, dokma-dokma, dan kepemimpinan manusia, akan memperbudak kaum awam sementara para pemimpinnya memperkaya diri di atas penderitaan dengan mendapatkan kekayaan dan menikmati kesenangan-kesenangan mereka yang najis, dan orang-orang miskin yang seharusnya dilayani sesuai dengan Firman Allah, sekarang menjadi pelayan-pelayan.
YESUS, UTUSANNYA, DAN GEREJA-GEREJA
Wahyu 2:1, “. . . Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.” Inilah Dia yang kepadaNya dikatakan, ‘Inilah Yesus yang sama yang adalah KEDUANYA baik Tuhan dan Kristus.’ Inilah Dia, hanya Dia Satu-satunya Tuhan Allah Yang Mahakuasa, dan selain Dia tidak ada yang lain. Inilah Dia, Sang Juruselamat (“. . . keselamatan adalah dari Tuhan,” Yunus 2:9), berjalan di tengah-tengah gereja di sepanjang ketujuh zaman. Dia yang ada di zaman yang pertama adalah Dia yang ada di semua zaman. Bagi setiap orang percaya, Dia adalah Yesus Kristus yang sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Apa yang sudah Dia lakukan masih dilakukanNya, dan akan terus dilakukan.
Sekarang anda akan memperhatikan bahwa Yesus sendiri yang sedang berjalan di tengah-tengah gerejaNya. Tidak ada seorangpun yang lain yang bersama Dia. Sungguh tidak ada seorangpun yang ada di sana, sebab Dia sendiri yang memberikan keselamatan kepadanya, dan sudah membelinya dengan darahNya sehingga Dia memilikinya. Dia adalah Tuan dan Gurunya. Gereja memberikan kepadaNya segenap kemuliaan dan kemuliaan itu tidak akan Dia bagikan kepada yang lain. Tidak ada paus yang bersama-sama dengan Dia. Tidak ada uskup agung yang bersama Dia. Maria, ibuNya secara tubuh jasmani, tidak ada bersama Dia. Dia tidak berbicara dan berpaling kepada seorang Bapa, sebab Dia sendirilah Bapa. Dia tidak berpaling untuk memberikan perintah kepada seorang Roh Kudus, sebab Dia adalah Allah, Roh yang kekal, dan ini adalah HidupNya yang mengalir dan sedang berdenyut di dalam gereja untuk memberinya hidup, dan di luar Dia tidak akan ada kehidupan. Keselamatan adalah dari Tuhan.
Tidak ada seorangpun yang bersama Dia ketika Dia menginjak-injak kedahsyatan murka api perapian itu. Itu bukan orang lain, melainkan DIA yang tergantung di atas kayu salib dan memberikan darahNya. Dia adalah Pemimpin dan Penyempurna iman kita. Dia adalah Alfa dan Omega atas keselamatan kita. Kita dipertunangkan kepada Dia dan bukan kepada yang lain. Kita bukan milik gereja. Kita adalah milik Dia. FirmanNya adalah Hukum. Kredo-kredo, dokma-dokma, undang-undang dan konstitusi-konstitusi tidak berdampak pada diri kita. Ya, itu adalah Yesus SENDIRI yang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja itu. Ini adalah Allah di dalam dia, yang sudi dan melakukan menurut kesenanganNya. Jangan pernah lupakan hal itu. Anda hanya mempunyai satu hubungan dengan Allah dan Allah hanya punya satu hubungan dengan anda — yaitu YESUS, dan YESUS SENDIRI.
Di situlah Dia dengan ketujuh bintang di tangan kananNya. Tangan kanan atau lengan mengartikan kuasa dan otoritas Allah, Mazmur 44:4, “Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan kemenangan, melainkan tangan kananMu dan lenganMu dan cahaya wajahMu, sebab Engkau berkenan kepada mereka.” Di tangan kanan itulah kuasa ketujuh bintang itu, yang menurut Wahyu 1:20, adalah ketujuh utusan bagi ketujuh gereja. Hal ini mengartikan bahwa kuasa dan otoritas Allah berada di balik utusan-utusanNya di setiap zaman. Mereka tampil di dalam api dan kuasa Roh Kudus dengan Firman. Mereka adalah bintang-bintang karena mereka memantulkan terang. Terang yang mereka pantulkan adalah terang Dia. Mereka tidak memiliki terang mereka sendiri. Mereka tidak menyalakan api mereka sendiri sehingga orang boleh berjalan di dalam terang dari letupan-letupan api kecil mereka. Yesaya 50:11. Ini adalah waktu malam hari, sebab itulah waktunya ketika bintang-bintang muncul. Ini adalah kegelapan malam dosa, sebab semua (bahkan seluruh dunia), sudah berdosa dan terus-menerus kehilangan kemuliaan Allah. Roma 3:23.
Ketujuh utusan ini sedang menyatakan Allah kepada umat. Dia yang menerima mereka, menerima Dia yang mengutus mereka. Yohanes 13:20. Mereka berbicara dan bertindak atas otoritasNya. Dia berdiri di belakang mereka dengan segala kuasa KeAllahan. Matius 28:18-20, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan SEGALA KUASA di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa, baptislah mereka dalam Nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA sampai kepada kesudahan dunia (penyempurnaan dari zaman-zaman gereja).” Jadi di situlah mereka, penuh Roh Kudus dan iman, berkobar dengan api Allah, berbicara Firman Kebenaran, dan di situ Dia berdiri membeking mereka. Dan renungkan itu, tidak perlu ada seorang percaya pun di setiap zaman yang berseru dalam hatinya, “Oh, coba seandainya saya hidup di zaman yang pertama ketika untuk pertama kalinya para rasul diutus.” TIDAK ADA perlunya menoleh ke belakang. PANDANGLAH KE ATAS! Lihatlah Dia yang sekarang ini sedang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja di sepanjang semua zaman. Lihatlah Dia yang sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya; yang tidak pernah berubah baik sifat ataupun cara-caraNya. Di mana ada dua tiga orang berkumpul di dalam NamaNya, di situ Dia hadir di tengah-tengah mereka! Dan bukan hanya hadir di tengah-tengah mereka seperti seorang penonton yang merasa puas, atau sebagai seorang malaikat pencatat saja; tetapi di situ Dia berdiri dan mengekspresikan dengan tepat siapa DiriNya — Sang Kehidupan dan Penopang dan Pemberi semua karunia-karunia yang baik kepada gereja. Haleluya!
“Ia berjalan di tengah-tengah ketujuh kaki dian emas.” Betapa berartinya kata-kata tersebut jika melihat di dalam terang Alkitab, yang menggambarkan Dia sebagai, “Kristus yang adalah Hidup kita.” Sebab Kristus, sungguh, adalah hidupnya Gereja. Ia tidak mempunyai hidup yang lain. Di luar Dia ia hanyalah sebuah kumpulan agama belaka, sebuah klub, sebuah kumpulan yang tidak berarti dari orang-orang. Seperti seonggok mayat yang dihiasi permata dan didandani, tetap saja mayat, demikianlah gereja, tidak peduli apapun program-programnya dan boleh saja usaha-usahanya yang baik tercapai, tanpa Kristus ia adalah mayat juga. Akan tetapi dengan Dia ada di tengah-tengahnya, dengan Dia yang memotivasi dirinya, ia menjadi kekaguman bagi seluruh “tubuhNya, kepenuhan Dia yang memenuhkan segala sesuatunya.” Dan saat ini juga Dia sedang berjalan di tengah-tengah zaman yang terakhir dari kaki dian emas itu. Siapa Dia dulu ketika berjalan di zaman yang pertama maka seperti itu juga Dia di zaman yang terakhir ini. Yesus Kristus SAMA, KEMARIN, HARI INI DAN SELAMA-LAMANYA.
“Ketujuh kaki dian emas.” Di Keluaran 25:31, dikatakan, “Haruslah engkau membuat kandil dari emas MURNI, dari emas TEMPAAN haruslah kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya, kelopaknya – dengan tombolnya dan kembangnya – haruslah seiras dengan kandil itu.” Gereja Yesus Kristus yang sejati, mempelai wanita, diserupakan dengan emas MURNI. Kebenaran mempelai wanita adalah kebenaranNYA. Atribut-atribut mempelai wanita adalah atribut-atributNYA yang mulia. Identitas mempelai wanita terdapat di dalam Dia. Siapa Dia yang sekarang, mempelai wanita memantulkan. Apa yang Dia miliki, akan dia manifestasikan. Tidak terdapat kesalahan di dalam dirinya. Ia sungguh mulia baik yang di dalam maupun di luarnya. Dari awal sampai akhir ia adalah pekerjaan Tuhannya, dan semua pekerjaanNya sempurna. Pada kenyataannya di dalam dirinya disimpulkan dan dimanifestasikan hikmat dan maksud yang kekal dari Allah. Bagaimana seseorang dapat mengukurnya? Bagaimana seseorang dapat memahaminya? Meskipun kita tidak dapat melakukan hal itu, namun kita dapat menerimanya dengan iman, sebab Allah sudah mengucapkannya.
Bukan hanya kaki dian itu emas, ia adalah emas TEMPAAN. Emas tempa hasil pekerjaan tangan, menurut cetak birunya yang diberikan oleh Roh. Di luar dari Tuan dan Gurunya, Yesus Kristus, apakah pernah ada seorang manusia yang ditempa dan dimurnikan seperti halnya mempelai wanita Yesus Kristus? Tentunya ia sedang menggenapkan penderitaan-penderitaan yang sudah ditinggalkan Kristus. Barang-barang miliknya dirampok. Hidupnya berada dalam bahaya. Ia dianggap sebagai domba sembelihan. Ia dibunuh di sepanjang hari. Ia sangat menderita, tetapi di dalam semuanya itu mereka tidak membalas dendam, juga ia tidak membuat orang lain menderita. Kepatutan Injil adalah mempelai Kristus yang manis ini. Dan seperti emas bisa ditempa, sedangkan tembaga akan patah dengan tempaan, emas dari Allah ini akan menanggung penderitaannya bagi Tuhan, tidak bungkuk, tidak rusak, tidak hancur, tapi dibentuk sebagai sebuah benda yang indah dan suatu sukacita selamanya oleh pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan ini.
KRISTUS MEMUJI MILIKNYA
Wahyu 2:2,3, “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun kesabaranmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.”
Betapa indahnya Sang Juruselamat memuji dan mengagumi anak-anakNya. Dia memperhitungkan dengan sangat akan sikap-sikap dan tingkah-laku rohani mereka yang baik. Dia tahu bahwa ada kelemahan-kelemahan di antara mereka, namun demikian Dia tidak berteriak menentangnya. Bukankah itu seperti Tuhan? Dia tahu bagaimana memberikan dorongan kepada kita dalam perkara-perkara yang benar dan mengecilkan hati kita dalam perkara-perkara yang salah. Kita semua dapat belajar dari sebuah pelajaran yang baik di sini dalam menjalankan gereja dan keluarga kita. Dan yang lebih baik lagi, kita semua dapat belajar sebuah pelajaran yang baik bahwa Allah berurusan dengan kita masing-masing dengan cara yang tepat ini. Jangan pernah berkecil hati, Orang Kudusnya Allah, sebab Allah bukan orang yang tidak tahu kesopanan dengan melupakan jerih payah kasih anda. Apapun yang kita lakukan, bahkan memberi secangkir air dingin kepada seseorang saja, ada upah dan berkat dari Tuhan.
“Aku tahu pekerjaanmu, jerih payahmu, dan kesabaranmu.” Sebagaimana Dia berjalan di tengah-tengah gerejaNya, Dia tahu penderitaan umatNya, dan Dia peduli. Seperti pada masa-masa perbudakan di Mesir ketika Dia mendengar seruan-seruan mereka, Dia yang tidak pernah berubah masih tetap mendengar seruan-seruan dari orang-orang yang tertindas sebagaimana Dia berjalan di antara mereka. Kata itu juga, jerih payah, artinya suatu kelelahan menjalani penindasan. Umat Allah tidak hanya bekerja bagi Dia di dalam jerih payah kasih, tapi mereka juga menderita bagi Dia dengan sukacita. Mereka sabar dalam memikul kuk itu. Zaman yang pertama ini menderita penganiayaan besar. Ia harus bekerja keras untuk memberitakan Injil dan memancarkan kebenaran. Panggilan tertinggi mereka dalam hidup ialah untuk melayani Allah, dan sewaktu pengharapan dalam hidup mereka dihancurkan mereka sabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Dia yang sudah menjanjikan upah yang abadi di surga atas apa yang sudah mereka berikan bagi Dia di bumi.
Saya rasa kita seharusnya berhenti di sini dan setuju dengan pemikiran bahwa umat Allah sudah selalu dan akan selalu dianiaya. Anda tahu bahwa Kitab Kejadian adalah kitab permulaan, dan apa yang anda temukan dimulai di situ akan berlangsung terus sampai di kitab Wahyu dan tidak pernah berubah. Di situ kita melihat bahwa Kain menganiaya dan membunuh Habel karena yang belakangan itu menyenangkan Allah. Kemudian kita melihat sebuah gambar yang sempurna pada anak Abraham secara daging, Ismael, yang mengusik dan memerangi anak perjanjian itu, Ishak. Dan ada Esau, yang membenci Yakub dan yang hendak membunuhnya, kalau bukan Allah yang campur tangan. Di dalam Perjanjian Baru kita mendapati Yudas yang mengkhianati Yesus, sementara kelompok-kelompok agama di abad yang pertama itu berusaha untuk membinasakan orang-orang percaya yang mula-mula itu. Anak-anak dunia ini, yang dikendalikan oleh iblis, membenci anak-anak Allah yang dikendalikan oleh Roh.
Tidak peduli sebenar dan setulus apa seorang Kristen di depan khalayak umum, dan seramah apa dia kepada temannya, tidak melakukan yang sia-sia selain yang baik, biar dia mengakui Kristus sebagai Juruselamatnya dan mengakui beroperasinya karunia-karunia Roh Kudus dalam hal bahasa lidah, bernubuat, kesembuhan dan mukjizat, tetap saja dia disalahkan. Roh dunia ini membenci Roh Allah, dan karena ia tidak dapat mengalahkan Roh Tuhan maka ia berusaha untuk membinasakan bejana yang di dalamnya Roh Kebenaran itu diam.
Penganiayaan dan pencobaan-pencobaan adalah suatu yang alami, bagian yang normal dari kehidupan Kristiani. Hanya ada satu hal yang dapat anda lakukan terhadap mereka. Serahkan semuanya itu kepada Allah, jangan menghakimi, dan serahkan kerja keras mereka dan penghakiman yang terakhir kepada Dia.
“Engkau tidak dapat sabar terhadap mereka yang jahat dan engkau sudah menguji mereka yang menyebut diri mereka rasul padahal bukan dan engkau sudah mendapati bahwa mereka itu pendusta.” Orang-orang Efesus ini percaya bahwa umat Allah harus kudus. Menurut ayat ini mereka mengambil langkah untuk menjaga tubuh mereka yang tidak beragi itu dari dosa. Jelas sekali bahwa kemurtadan sudah dimulai. Dosa sudah masuk ke dalam gereja. Tetapi mereka taat kepada kata-kata Paulus ketika dia berkata supaya mengusir orang jahat dari antara mereka. Mereka adalah orang-orang yang dipisahkan. Mereka sudah keluar dari dunia, dan sekarang mereka tidak mau membiarkan dunia masuk ke antara mereka. Mereka tidak mau menerima tanpa mengeluh akan dosa di dalam gereja. Kekudusan bukanlah sebuah ucapan bagi mereka atau sebuah arti kiasan pidato; itu adalah sebuah jalan hidup.
“Engkau sudah menguji mereka yang berkata bahwa mereka adalah rasul, padahal bukan dan engkau sudah menemukan bahwa mereka adalah pendusta.” Bukan main, itu adalah suatu pernyataan yang terus terang. “Engkau sudah mencobai mereka yang menamakan dirinya rasul.” Tidakkah hal itu congkak? Apa hak jemaat untuk mencobai mereka yang menyebut diri mereka rasul? Dan bagaimana mereka mencobai? Oh, saya suka hal ini. Terdapat di Galatia 1:8, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” Adalah para rasul yang membawa Firman yang asli kepada jemaat. Firman yang asli itu tidak dapat dirubah, satu titik iotapun. Paulus tahu itu adalah Allah yang telah berbicara kepadanya jadi dia berkata, “Sekiranya aku sendiri yang datang dan berusaha untuk memberikan pewahyuan yang kedua dan juga berusaha untuk membuat sedikit perubahan di dalam apa yang mula-mula sudah aku berikan, maka terkutuklah aku.” Anda lihat, Paulus tahu bahwa pewahyuan yang pertama adalah benar. Allah tidak dapat memberikan pewahyuan yang pertama, kemudian pewahyuan yang kedua. Jika Dia melakukan itu, berarti Dia merubah pikiranNya. Dia bisa memberikan suatu pewahyuan dan kemudian menambahkan kepadanya, seperti yang Dia lakukan di Taman Eden ketika Dia menjanjikan Benih itu kepada perempuan itu, dan di kemudian hari menjelaskan bahwa Benih itu harus datang melalui Abraham, dan di kemudian hari lagi berkata bahwa itu akan datang melalui garis darah yang sama di dalam Daud. Tetapi itu adalah pewahyuan yang sama. Itu hanya memberikan informasi yang lebih lagi kepada orang-orang guna menolong mereka untuk menerima dan memahaminya. Tetapi Firman Allah tidak dapat berubah. Benih itu datang tepat seperti yang sudah dinyatakan. Haleluya. Dan lihat apa yang dilakukan oleh rasul-rasul palsu itu. Mereka datang dengan kata-kata mereka sendiri. Orang-orang Efesus itu mengetahui Firman itu seperti yang sudah diajarkan oleh Paulus. Mereka penuh Roh Kudus oleh penumpangan tangan Paulus. Mereka menatap mata dari rasul-rasul palsu itu dan berkata, “Kalian tidak berbicara sebagaimana Paulus berbicara. Oleh karena itu, kalian palsu.” Oh, hal itu membuat hati saya berkobar. Kembalilah kepada Firman! Sebenarnya bukan anda yang mencobai rasul itu, dan nabi, dan pengajar itu, FIRMAN ITULAH YANG MENCOBAI MEREKA. Suatu hari nanti akan datang seorang nabi bagi Zaman Gereja Laodikia dan anda akan tahu apakah dia orang yang sesungguhnya yang diutus Allah atau tidak. Ya anda akan tahu itu, sebab jika dia berasal dari Allah DIA AKAN BERADA DI DALAM FIRMAN ITU TEPAT SEPERTI YANG SUDAH ALLAH BERIKAN KEPADA PAULUS. DIA TIDAK AKAN MENYIMPANG DARI FIRMAN ITU UNTUK SESAAT SAJA, TIDAK SATU TITIK IOTAPUN. Di akhir zaman itu, ketika banyak nabi-nabi palsu tampil, perhatikan dan lihatlah bagaimana mereka akan terus berkata bahwa jika anda tidak percaya kepada mereka dan apa yang mereka katakan, maka anda akan binasa; tetapi ketika NABI AKHIR ZAMAN ITU muncul ke permukaan, jika benar bahwa dia adalah nabi itu, maka dia akan berseru, “Kembalilah ke Firman atau engkau akan binasa.” Dia tidak akan membangun di atas pewahyuan atau penafsiran pribadi, tetapi di atas Firman. Amin dan Amin!
Rasul-rasul palsu ini adalah serigala-serigala yang ganas yang sudah disebutkan oleh Paulus. Dia berkata, “Sesudah aku pergi dari sini, mereka akan mencoba datang dan mengklaim pewahyuan yang sama; tetapi tujuan mereka bukan untuk menolong kalian, tetapi menghancurkan kalian.” Kisah Para Rasul 20:27-32, “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada Firman kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya.”
Yohanes mengenal mereka juga, sebab dia berkata I Yohanes 4:1, “. . . banyak nabi-nabi palsu yang akan datang (sudah) ke dunia ini.” Roh antikris itu sudah masuk ke gereja, dan ia melakukannya dengan menentang Firman. Nah di sinilah di mana semuanya itu dimulai. Tepat di sini di zaman gereja yang pertama. Mereka sudah menyangkal Firman dan menyusun kredo-kredo dan filsafat-filsafat mereka sendiri menggantikan Firman. Itu adalah antikris, sebab Yesus adalah Firman. Menjadi anti Firman adalah menjadi anti Yesus. Menjadi anti Firman adalah menjadi antikris, karena Roh dan Firman adalah SATU. Jika anda anti Firman, anda pasti akan menjadi antikris. DAN JIKA IA SUDAH DIMULAI DI GEREJA YANG PERTAMA IA PASTI AKAN BERTUMBUH SAMPAI KESUDAHAN KETIKA IA MENGAMBILALIH. Dan tepat seperti itulah yang akan anda lihat sebagaimana kita membahas seluruh zaman-zaman. Itu dimulai dengan begitu kecil di Zaman Efesus dan itu tumbuh di setiap zaman sampai akhirnya anti Firman, sistim antikris mengambilalih seluruhnya dan Firman yang tak dapat dibantah itu ditolak oleh rasul-rasul palsu dari gereja yang palsu itu.
Sekarang, mudah untuk mendapatkan kesan yang salah tentang apa yang sedang kita bicarakan karena saya menyatakan hal ini dengan begitu keras. Itu bisa kedengarannya bagi anda seolah-olah ini anti-Firman, roh antikris, adalah sebuah penolakan yang sepenuhnya akan Firman, sebuah penyangkalan Injil yang berpuncak di dalam penolakannya. Tidak tuan. Ini bukan itu. Apakah itu, adalah Wahyu 22:18,19, “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari Kitab Kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Ini adalah perubahan, walaupun hanya SATU kata saja, dengan mengurangi atau menambahkannya. Ini adalah trik si Setan yang mula-mula di Taman Eden. Dia hanya menambahkan satu kata kecil kepada apa yang sudah difirmankan Allah. Itulah yang menjadikannya. Itu mendatangkan kematian dan kehancuran. Dan di Efesus, itu adalah hal yang sama. Hanya satu kata ditambahkan, hanya satu kata yang dikurangi, dan anti Firman, roh antikris mulai berkembang.
Apakah anda memahaminya sekarang? Di situlah terdapat kembar dua lagi. Di situ kedua pohon itu lagi, tumbuh berdampingan di tanah yang sama, mengambil bagian dari makanan yang sama, minum dari air hujan yang sama, dan menerima keuntungan dari matahari yang sama. Tapi keduanya berasal dari benih yang BERBEDA. Pohon yang satu adalah UNTUK Firman Allah, tepat sebagaimana Allah memberikannya, dan mengasihi, dan menaatinya. Pohon yang satunya berasal dari benih tersebut yang adalah anti Firman Allah dan merubahNya sesuka hatinya. Ia menggantikan Firman yang hidup yang benar itu dengan kredo-kredo dan dokma-dokmanya sendiri, tepat seperti yang dilakukan oleh Kain, yang akhirnya membunuh Habel. Tetapi jangan takut hai kawanan kecil. Tinggallah dengan Firman. Tetaplah Firman itu berada di antara anda dan iblis. Hawa tidak melakukan hal itu dan dia gagal. Dan ketika gereja membiarkan Firman itu turun maka ia masuk ke dalam seluk-beluk kegelapan Setan.
“Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.” Ini adalah sama seperti yang dikatakan di ayat 2 tadi. Tapi di ayat 2 itu, pekerjaan, jerih lelah, dan kesabaran adalah dengan menjaga Firman yang suci yang diserahkan kepada mereka. Betapa mereka sudah menjauhkan lawan-lawan mereka. Betapa mereka adalah suatu kepujian bagi Paulus. Tetapi di ayat ini penganiayaan-penganiayaan dan pencobaan-pencobaan dan kesabaran mereka adalah karena Nama Yesus yang diberkati itu.
Anda tahu bahwa hal itu sama sekali tidak mengherankan, sebab Firman dan Nama itulah yang mendatangkan musuh sehingga tercurah ke atas kita seperti air bah. Firman yang mahakuasa yang dinyatakan di dalam kesembuhan, tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, dan demonstrasi-demonstrasi yang lain, menyebabkan orang-orang Farisi meneriakkan kematian atas orang-orang percaya yang sejati. Dan sekarang Nama itu, yang dibenci dan yang dihina oleh orang-orang Yahudi, diolok-olok oleh orang-orang terpelajar, di mana mereka menertawakan karena mereka berpikir, begitu bodohnya sehingga orang mau percaya kepada seorang manusia yang mati dan bangkit lagi dan sekarang duduk di surga. Jadi di sinilah penganiaya-penganiaya yang relijius, orang-orang Yahudi, mengutuk Yesus ini, yang bagi mereka Dia adalah seorang Mesias palsu; dan di sini mereka yang lain menertawakan dengan kegembiraan dan mengolok-olok dengan sindiran yang kasar terhadap Nama itu yang dikatakan sebagai seorang dewa yang baru, yang bagi mereka sama sekali bukan seorang dewa.
Sekarang di sinilah sesuatu yang lain itu dimulai di zaman tersebut dan akan berlanjut terus di sepanjang zaman-zaman, semakin dalam dan semakin gelap. Begitulah, orang-orang tidak mengakui Nama itu. Bukan Gereja Efesus yang sejati itu yang melakukannya. Tidak tuan. Itu adalah perbuatan rasul-rasul palsu. Itu adalah perbuatan orang-orang luar yang berusaha untuk masuk dan mencemarkan orang-orang percaya. Orang-orang Efesus mengenal Nama itu dan mengasihiNya. Ingatkah dengan orang-orang dari Gereja Efesus yang mula-mula. Sebuah kumpulan kecil dari orang-orang yang sedang menantikan Mesias yang sudah mendengar bahwa ada seorang nabi yang menyebut dirinya pendahulu kedatangan Mesias telah tampil di padang gurun Palestina dan sedang membaptis orang-orang kepada pertobatan atas dosa-dosa. Kemudian orang-orang ini menerima baptisan Yohanes. Tetapi ketika Paulus datang kepada mereka dia menerangkan kepada mereka bahwa nabi itu sudah mati, bahwa Yesus sudah datang dan menggenapkan hidupNya sebagai korban untuk dosa, dan bahwa SEKARANG Roh Kudus sudah datang dan akan masuk dan memenuhi semua orang percaya yang sejati di dalam Yesus, Mesias itu. Ketika mereka mendengar hal ini, MEREKA DIBAPTIS DI DALAM NAMA TUHAN YESUS, dan ketika Paulus menumpangkan tangannya ke atas mereka, mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka tahu bahwa itu adalah untuk menaati Firman, untuk dibaptis di dalam NamaNya (Tuhan Yesus Kristus) dan dengan begitu mereka akan dipenuhi dengan Roh Kudus. Anda tidak dapat mempengaruhi orang-orang itu untuk berubah. Mereka tahu kebenaran. Kisah Para Rasul 19:1-7.
Mereka tahu kuasa dari Nama itu. Mereka melihat Nama itu begitu berkuasa sehingga kain yang diambil dari tubuh Paulus dan dikirimkan kepada orang-orang yang menderita di dalam Nama Yesus dapat melepaskan orang sakit dari berbagai macam penyakit dan mengusir roh-roh jahat. Begitu mengagumkannya manifestasi Nama itu sehingga orang-orang Yahudi yang jahat yang tinggal di Efesus mencoba memakai Nama itu untuk mengusir setan-setan. Kisah Para Rasul 19:11-17, “Oleh Paulus Allah mengadakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya, “Aku menyuruh kamu keluar demi Nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku tahu, tetapi kamu, siapakah kamu?” Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin mahsyurlah Nama Tuhan Yesus.”
Mereka tahu kehidupan yang benar yang menyertai dalam membawal Nama itu, sebab siapapun yang memanggil Nama Tuhan, hendaklah ia meninggalkan dosanya. Hendaklah kamu kudus, hai kamu sekalian yang menjadi bejana-bejana Tuhan. Janganlah kamu membawa Nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia. Orang-orang Efesus ini adalah orang-orang KRISTEN. Mereka membawa sebuah Nama dan Nama itu ialah Kristus, yang adalah Roh Allah yang tinggal di dalam mereka dan yang adalah salah satu dari tiga rangkap Nama dari Tuhan mereka.
“. . . Dan demi NamaKu engkau sudah berjerih payah dan engkau tidak mundur.” Orang-orang percaya ini tidak berjerih lelah untuk Paulus, atau untuk sebuah organisasi. Mereka tidak terlibat kepada program-program dan institusi-institusi dengan jalan mana mereka memegang nilai-nilai. Mereka bekerja untuk Tuhan. Mereka adalah hamba-hambaNya, bukan pion-pion organisasi. Mereka tidak pergi ke gereja pada hari Minggu dan membicarakan tentang Nama itu dan kemudian melupakanNya untuk sepekan lamanya. Mereka tidak sekedar mengucapkan di bibir saja untuk Nama itu. Tidak tuan. Itu adalah hidup mereka yang dipersembahkan.
Semua yang mereka lakukan, mereka lakukan di dalam Nama itu. Di dalam Nama itu mereka bertindak, tetapi jika mereka tidak dapat bertindak di dalam Nama itu, maka mereka menahan diri untuk tidak bertindak. Mereka ini adalah orang-orang Kristen yang ditempatkan di surga yang tingkah lakunya ada di dalam Tuhan.
Tetapi kelompok pokok yang palsu yang ingin mencemarkan Nama itu merunduk seperti serigala-serigala yang mengendap-endap di dalam kegelapan, menunggu untuk masuk dan mencabik-cabik. Tetapi orang-orang kudus bertahan di dalam ujian itu dan menjaga Firman dan Nama itu.
KELUHAN ALLAH
Wahyu 2:4, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau sudah meninggalkan kasihmu yang mula-mula.” Untuk memahami hal ini anda harus menyadari bahwa Roh bukan sedang berbicara hanya kepada orang-orang kudus yang mula-mula yang ada di Efesus saja. Pesan ini adalah untuk seluruh zaman tersebut yang berlangsung sekitar 120 tahun. Pesannya, pada waktu itu, adalah untuk semua angkatan dalam jangka waktu itu. Sekarang sejarah terus terulang dengan sendirinya. Di dalam angkatan-angkatan Israel kita melihat kebangunan rohani dalam satu angkatan, kemudian melihat api itu memudar di angkatan yang berikutnya. Di angkatan yang ketiga, mungkin bara api itu sedikit berpijar, tetapi di angkatan yang keempat barangkali sisa dari nyala api yang pertama sudah tidak terlihat lagi. Kemudian Allah menyalakan api itu lagi, dan proses yang sama terulang lagi. Ini adalah manifestasi kebenaran yang sederhana bahwa Allah tidak mempunyai cucu-cucu. Keselamatan tidak diberikan melalui kelahiran alamiah juga tidak ada proses pergantian rasuli. Itu tidak terdapat di Firman. Anda memulai dengan orang-orang percaya yang dilahirkan kembali, dan ketika angkatan yang berikutnya datang mereka bukan lagi orang-orang Kristen yang biasa, tapi mereka sudah menerima sebuah nama denominasi dan sekarang adalah orang-orang Baptis, orang-orang Methodis, dst. Tepat seperti itu juga mereka sekarang ini. Mereka bukan orang-orang Kristen. Anda harus dilahirkan dari kehendak Allah, bukan dari kehendak manusia, supaya diselamatkan. Tetapi kawanan-kawanan ini sekarang sedang berkumpul oleh kehendak manusia. Saya tidak mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak baik hubungannya dengan Tuhan. Tidak pernah sesaatpun saya mengatakan hal itu, tetapi api yang mula-mula itu sudah padam. Mereka tidak sama lagi.
Kerinduan yang sungguh-sungguh untuk menyenangkan Tuhan, keinginan yang besar untuk mengenal FirmanNya, seruan untuk masuk ke dalam Roh, semuanya itu mulai pudar dan sebagai gantinya bukannya gereja itu berkobar-kobar dengan api Allah malahan ia sudah menjadi dingin dan menjadi sedikit kaku. Itulah yang dulu sedang berlangsung pada diri orang-orang Efesus. Mereka menjadi sedikit kaku. Semangat yang tak terbatas kepada Allah sedang sekarat dan orang-orang tidak terlalu peduli dengan apa yang Allah pikirkan tentang diri mereka sebagaimana mereka sudah mulai peduli kepada apa yang dunia pikirkan tentang diri mereka. Angkatan yang kedua datang sama seperti Israel. Mereka menuntut seorang raja supaya menjadi sama seperti bangsa-bangsa yang lain. Ketika mereka melakukan hal itu, mereka menolak Allah. Tetapi tetap saja mereka melakukannya. Itu adalah sejarah gereja. Ketika ia lebih memikirkan untuk menyesuaikan diri dengan dunia daripada menyesuaikan diri dengan Allah, itu tidak berlangsung lama sampai kemudian anda melihat mereka berhenti melakukan hal-hal yang dulu sudah pernah mereka lakukan, dan mulai melakukan hal-hal yang pada awalnya tidak mau mereka lakukan. Mereka merubah cara dandanan mereka, sikap mereka dan tingkah laku mereka. Mereka menjadi kurang perhatian/lalai. Itulah arti kata “Efesus”: santai—hanyut.
Siklus kebangunan rohani dan kematian tidak pernah gagal. Yang harus anda semua lakukan adalah mengingat kegerakan Allah yang terakhir ini di dalam Roh ketika para pria dan wanita berdandan selayaknya orang-orang Kristen, pergi ke gereja, berdoa sepanjang malam, berdiri di sudut-sudut jalan dan tidak malu-malu memanifestasikan Roh. Mereka meninggalkan gereja-gereja mereka yang lama yang mati dan mereka menyembah di dalam rumah-rumah atau di dalam gedung-gedung pertokoan tua. Mereka memiliki realita. Tetapi itu tidak berlangsung terlalu lama sampai kemudian mereka mulai memperoleh cukup uang untuk membangun gedung-gedung gereja yang baru yang bagus. Mereka menempatkan sebuah paduan suara sebagai gantinya menyanyi bagi Allah bagi diri mereka sendiri. Mereka mengenakan gaun-gaun pada paduan suara itu. Mereka mengorganisasikan sebuah kegerakan dan dijalankan oleh manusia. Segera saja mereka mulai membaca buku-buku yang tidak pantas untuk mereka baca. Mereka menurunkan palang-palang dan kambing-kambing masuk dan mengambilalih. Seruan sukacita sudah lenyap. Kebebasan Roh sudah lenyap. Oh, mereka meneruskan dengan sebuah bentuk; tetapi api itu sudah padam dan yang tersisa hanyalah abu-abu yang hitam.
Beberapa saat yang lalu saya menyebutkan bahwa Yohanes mengerti apa artinya mengasihi Allah. Rasul besar dalam hal kasih itu sudah barang tentu melihatnya ketika gereja mulai kehilangan kasih yang mula-mula kepada
Allah. Di I Yohanes 5:3, dia berkata, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintahNya (FirmanNya).” Satu penyimpangan kecil dari Firman adalah sebuah langkah menjauh dari Kristus. Orang-orang berkata bahwa mereka mengasihi Allah, mereka pergi ke gereja, bahkan mereka bersorak-sorak dan bersukacita dan menyanyi dan mengalami saat emosional yang hebat. Tetapi ketika semua itu sudah berakhir, perhatikan dan lihatlah apakah mereka ada di dalam FIRMAN itu, berjalan di dalamNya, hidup di dalamNya. Jika mereka mengalami semua yang lain itu dan kemudian tidak berjalan di dalam Firman itu, mereka bisa saja mengatakan bahwa mereka mengasihi Allah tetapi hidup mereka menceritakan yang lain. Saya bertanya-tanya apakah Yohanes tidak dapat melihat banyak tentang hal itu sebelum dia meninggal; orang-orang berkata bahwa mereka mengasihi Allah tetapi tidak menaati FirmanNya. Oh, Gereja Efesus, sesuatu sedang terjadi pada dirimu. Seseorang sedang berusaha juga untuk menambahkan kepada Firman itu atau mengurangiNya. Tetapi mereka melakukannya dengan begitu cerdik sehingga kalian tidak dapat melihatnya. Mereka tidak membuat suatu gerakan yang begitu besar sehingga kalian bisa melihatnya secara terbuka. Itu ada di bawah terselubung, dan mereka membawakannya dengan cara penalaran dan pengertian manusia dan itu akan mengambilalih kecuali kalau kalian menolaknya. Kembalilah ke Pentakosta sebelum itu sangat terlambat!
Tetapi seperti biasanya di mana orang tidak menghiraukan peringatan Allah. Api kebangunan rohani yang dibangun di atas Firman yang suci itu yang begitu indah, dan manifestasi Roh itu begitu diberkati, di mana suatu ketakutan kecil menyusup dan suatu bisikan di dalam hati berkata, “Bagaimana kita dapat melindungi kebenaran yang kita miliki ini? Apa yang dapat kita lakukan untuk melihat supaya kebangunan rohani ini berlangsung terus?” Itulah ketika “roh antikris” masuk dan berbisik, “Lihat, kamu mempunyai kebenaran sekarang, ketahuilah bahwa itu tidak dapat hilang. Organisasikan dan susunlah kredomu tentang apa yang kamu percayai. Tempatkan semuanya itu di sebuah buku tuntunan gereja.” Dan mereka melakukannya. Mereka mengorganisasikan. Mereka menambah Firman. Dan mereka mati sama seperti Hawa yang menerima SATU perkataan yang salah. Firman Allah itulah yang mendatangkan kehidupan. Dan bukan apa yang kita katakan tentang Firman yang diperhitungkan, melainkan apa yang sudah dikatakan Allah.
Penulis
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah Firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Aku tahu segala pekerjaanmu, baik jerih payahmu maupun kesabaranmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.
Namun demikian aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Dia yang bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”
UTUSAN
Sang utusan (malaikat) untuk gereja Efesus adalah Rasul Paulus.Tidak dapat disangkali bahwa dia adalah utusan bagi zaman yang pertama dari era Bangsa Kafir itu. Meskipun kepada Petrus diberikan wewenang untuk membuka pintu-pintu kepada Bangsa-bangsa Kafir, itu diberikan kepada Paulus untuk menjadi rasul dan nabi mereka. Dia adalah Nabi—Utusan bagi Bangsa-bangsa Kafir. Pelayanan kenabiannya, yang olehnya dia menerima pewahyuan Firman yang penuh bagi Bangsa-bangsa Kafir, membuktikan dirinya sebagai utusan kerasulan mereka. Hal ini diakui oleh rasul-rasul yang lain yang ada di Yerusalem. Galatia 1:12-19, “Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pewahyuan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku memberitakan dia di antara bangsa-bangsa Kafir, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada darah dan daging, juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.” Galatia 2:2, “Aku pergi berdasarkan suatu pewahyuan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa Kafir — dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang - supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.” Galatia 2:6-9, “Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka — bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.” Roma 11:13, “Aku berkata kepadamu, hai bangsa-bangsa Kafir, karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa Kafir, aku menganggap hal itu adalah kemuliaan pelayananku.”
Paulus mendirikan gereja di Efesus sekitar pertengahan abad pertama. Hal ini memampukan kita untuk menetapkan tanggal permulaan dari Zaman Gereja Efesus tersebut; kira-kira tahun 53 Masehi.
Cara pelayanannya memberikan pola bahwa semua utusan yang mendatang menginginkan yang seperti itu, dan sebenarnya memberikan pola kepada setiap pelayan Allah yang benar, meskipun dia tidak akan mencapai setinggi pelayanan kenabian seperti yang dilakukan oleh Paulus. Pelayanan Paulus memiliki kualitas rangkap 3, sebagai berikut:
Pertama-tama, Paulus mutlak setia kepada Firman. Dia tidak pernah menyimpang dariNya tidak peduli seberapapun harga yang harus dibayar. Galatia 1:8-9, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” Galatia 2:11,14, “Tetapi waktu Kefas datang ke Anthiokia, aku berterang-terangan menentangnya, sebab ia salah. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”
I Korintus 14:36-37, “Atau adakah Firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah Firman itu telah datang? Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kutuliskan kepadamu adalah perintah Tuhan.”
Perhatikan bahwa Paulus tidak diorganisasikan, tetapi dipimpin Roh, seperti ketika Allah bergerak pada diri Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir. Dewan Yerusalem tidak pernah mengutus Paulus, atau punya kuasa atau hak hukum apapun atas dirinya. Allah, dan Allah saja, yang mengutus dan yang memimpin. Paulus bukan berasal dari manusia, tetapi berasal dari Allah. Galatia 1:1, “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,” Galatia 2:3-5, “Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyelusup masuk, yaitu mereka yang menyelusup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tetap tinggal bersama kamu.”
Kedua, pelayanannya ada di dalam kuasa Roh, oleh karenanya mendemonstrasikan Firman yang diucapkan dan yang tertulis. I Korintus 2:1-5, “Demikian pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat manusia yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” Kisah Para Rasul 14:8-10, “Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan, ia mendengarkan Paulus berbicara: dengan setia memperhatikannya dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.” Kisah Para Rasul 20:9-12, “Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati. Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: “Jangan ribut, sebab ia masih hidup.” Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan, sehabis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat. Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa terhibur.” Kisah Para Rasul 28:7-9, “Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya, ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga.” II Korintus 12:12, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mukjizat-mukjizat dan perbuatan-perbuatan yang besar.”
Ketiga, dia memiliki buah pembuktian dari pelayanan yang diberikan Allah kepadanya. II Korintus 12:11, “Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu.” I Korintus 9:2, “Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.” II Korintus 11:2, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu Ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu suami untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” Paulus sudah dijadikan alat dalam membawa banyak domba yang berasal dari Bangsa Kafir; dia memberi makan mereka, dan merawat mereka, sampai mereka menghasilkan buah yang benar dan dipersiapkan untuk bertemu dengan Tuhan sebagai bagian dari mempelai wanita Bangsa Kafir.
Pada waktu Kitab Wahyu diberikan, menurut tradisi, Paulus sudah mati sebagai seorang martir, tapi Yohanes meneruskan menggantikannya dengan tepat seperti yang sudah dilakukan oleh Paulus di masa-masa pelayanannya. Kematian Paulus, terjadi sebelum Wahyu diberikan, itu tidak dapat merubah kenyataan bahwa dia adalah utusan bagi Zaman Gereja Efesus, sebab utusan bagi setiap zaman, tidak dipandang kapan dia tampil atau mati, adalah seorang yang mempengaruhi zaman itu bagi Allah dengan pelayanan Firman yang dimanifestasikan. Paulus adalah orangnya.
KOTA EFESUS
Kota Efesus adalah salah satu dari tiga kota terbesar di Asia. Ia sering disebut kota ketiga dari iman Kristen, Yerusalem yang pertama dan Antiokhia yang kedua. Ia adalah sebuah kota yang sangat kaya. Pemerintahannya adalah Romawi tetapi bahasanya Yunani. Para sejarawan percaya bahwa Yohanes, Maria, Petrus, Andreas, dan Filipus, semuanya dikubur di kota yang indah ini. Paulus, yang mendirikan iman yang sejati di kota ini, menggembalakan di kota ini selama kira-kira 3 tahun; tetapi jika dia tidak hadir di antara kawanan itu dia terus-menerus mendoakan, dan mengingat mereka. Timotius adalah bishop/uskupnya yang pertama. I Timotius 1:1-3, “Dari Paulus, rasul Yesus Kristus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain.”
Nama Efesus sendiri, memiliki arti ganda yang aneh. “Membidik” dan “Santai.” Cita-cita yang tinggi dari zaman ini sudah dimulai dengan kepenuhan Roh, “seluk-beluk Allah,” dengan jalan mana mereka sedang membidik panggilan Allah yang tinggi, lalu mulai memberi jalan kepada sebuah sikap yang kurang waspada. Sikap yang kurang rajin dalam mengikuti Yesus Kristus mulai termanifestasi dengan sendirinya sebagai sebuah pertanda bahwa di zaman-zaman yang mendatang kendaraan fisik yang disebut gereja ini akan tenggelam kepada kekejaman “seluk-beluk Setan.” Ia sudah menjadi santai dan hanyut. Zaman ini sedang murtad. Ia sudah meninggalkan kasihnya yang mula-mula. Benih kecil yang ditanam di Zaman Efesus suatu hari nanti tumbuh di dalam roh penyesatan sampai semua burung-burung najis di udara akan bertengger pada ranting-rantingnya. Jadi hal yang tidak mengganggu bagi penalaran manusia itu akan merupakan tanaman kecil yang muncul pada diri Hawa Yang Baru itu (Gereja Yang Baru) di mana lagi-lagi ia akan diperdaya oleh Setan. Zaman Efesus sudah memberikan kepadanya kesempatan Allah yang terbaik, dan untuk beberapa waktu ia menang, dan kemudian santai, dan pada saat lengah itulah Setan menanamkan benih kehancuran yang selengkapnya.
Keagamaan orang-orang di Efesus itu sendiri secara sempurna melambangkan zaman gereja yang pertama ini dan menentukan arah dari zaman-zaman yang mendatang. Pertama-tama, kuil Diana yang megah, yang pembangunannya membutuhkan waktu selama bertahun-tahun, yang ditempatkan di dalam istananya yang suci yang paling tak bercahaya dan tidak mudah dilihat, patung Diana supaya orang dapat membayangkan. Ia mutlak tidak sama dengan patung-patung dirinya yang lain yang ditempatkan di kuil-kuil yang lain yang diperuntukkan baginya. Ia hanyalah sebuah patung wanita yang hampir tak berbentuk yang pada akhirnya terbenam ke dalam balok kayu yang darimana dia dipahat. Dan kedua lengannya dibentuk dari dua batang besi biasa. Betapa sempurnanya hal ini yang menggambarkan roh antikris yang dilepaskan di zaman yang pertama itu. Di sana dia dilepaskan di tengah-tengah umat, namun tidak mengambil bentuk sebagaimana untuk memperingatkan orang-orang. Namun kedua lengan besi itu memperlihatkan bahwa itulah maksud dia yang adalah untuk menghancurkan pekerjaan Allah ketika dia membuat serangannya. Dan nampaknya tidak seorangpun yang memperhatikan dia ataupun apa yang sedang dia lakukan. Tetapi suatu hari nanti mereka akan memperhatikan, ketika dengan kedua lengan besi itu ‘perbuatan-perbuatan’nya menjadi ‘doktrin/ajaran’, dan doktrinnya menjadi hukum dari sebuah kekaisaran.
Aturan kebaktian di kuil itu memperlihatkan juga. Pertama-tama, terdapat imam-imam yang adalah sida-sida. Keimaman yang mandul ini menandai orang-orang yang mandul yang akan menjauh dari Firman, sebab orang-orang yang mengklaim mengenal Allah namun terpisah dari Firman adalah sama seperti kehidupan yang mandul seperti seorang sida-sida yang mandul. Yang kedua, kuil ini di dalamnya terdapat imam-imam wanita perawan yang tugasnya terbatas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan di kuil itu. Hal ini menunjukkan bahwa tiba harinya di mana upacara dan susunan, ritual, dan kegiatan-kegiatan, akan menggantikan tempat Roh Kudus dan tidak lagi manifestasi karismatik memenuhi bait Allah. Yang berada di atas mereka semua adalah imam besar, seorang yang mempunyai kekuasaan politik dan yang berpengaruh, menggambarkan apa yang sudah semakin bergerak maju, meskipun tidak terlalu nyata, bahwa, gereja akan segera dilimpahkan kepada kepemimpinan manusia dengan rencana-rencana manusia dan ambisi-ambisi manusia dan “demikianlah firman Roh Kudus” tidak akan menjadi sebuah kehidupan yang nyata lagi. Dan di bawah mereka semua adalah budak-budak kuil yang tidak punya pilihan lain selain taat kepada hirarki keagamaan itu. Apakah artinya ini selain bahwa harinya akan tiba ketika pendeta yang memberi kuasa ini, melalui manuver politik, pertolongan negara, dan penggantian Firman dan Roh kepada kredo-kredo, dokma-dokma, dan kepemimpinan manusia, akan memperbudak kaum awam sementara para pemimpinnya memperkaya diri di atas penderitaan dengan mendapatkan kekayaan dan menikmati kesenangan-kesenangan mereka yang najis, dan orang-orang miskin yang seharusnya dilayani sesuai dengan Firman Allah, sekarang menjadi pelayan-pelayan.
YESUS, UTUSANNYA, DAN GEREJA-GEREJA
Wahyu 2:1, “. . . Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.” Inilah Dia yang kepadaNya dikatakan, ‘Inilah Yesus yang sama yang adalah KEDUANYA baik Tuhan dan Kristus.’ Inilah Dia, hanya Dia Satu-satunya Tuhan Allah Yang Mahakuasa, dan selain Dia tidak ada yang lain. Inilah Dia, Sang Juruselamat (“. . . keselamatan adalah dari Tuhan,” Yunus 2:9), berjalan di tengah-tengah gereja di sepanjang ketujuh zaman. Dia yang ada di zaman yang pertama adalah Dia yang ada di semua zaman. Bagi setiap orang percaya, Dia adalah Yesus Kristus yang sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Apa yang sudah Dia lakukan masih dilakukanNya, dan akan terus dilakukan.
Sekarang anda akan memperhatikan bahwa Yesus sendiri yang sedang berjalan di tengah-tengah gerejaNya. Tidak ada seorangpun yang lain yang bersama Dia. Sungguh tidak ada seorangpun yang ada di sana, sebab Dia sendiri yang memberikan keselamatan kepadanya, dan sudah membelinya dengan darahNya sehingga Dia memilikinya. Dia adalah Tuan dan Gurunya. Gereja memberikan kepadaNya segenap kemuliaan dan kemuliaan itu tidak akan Dia bagikan kepada yang lain. Tidak ada paus yang bersama-sama dengan Dia. Tidak ada uskup agung yang bersama Dia. Maria, ibuNya secara tubuh jasmani, tidak ada bersama Dia. Dia tidak berbicara dan berpaling kepada seorang Bapa, sebab Dia sendirilah Bapa. Dia tidak berpaling untuk memberikan perintah kepada seorang Roh Kudus, sebab Dia adalah Allah, Roh yang kekal, dan ini adalah HidupNya yang mengalir dan sedang berdenyut di dalam gereja untuk memberinya hidup, dan di luar Dia tidak akan ada kehidupan. Keselamatan adalah dari Tuhan.
Tidak ada seorangpun yang bersama Dia ketika Dia menginjak-injak kedahsyatan murka api perapian itu. Itu bukan orang lain, melainkan DIA yang tergantung di atas kayu salib dan memberikan darahNya. Dia adalah Pemimpin dan Penyempurna iman kita. Dia adalah Alfa dan Omega atas keselamatan kita. Kita dipertunangkan kepada Dia dan bukan kepada yang lain. Kita bukan milik gereja. Kita adalah milik Dia. FirmanNya adalah Hukum. Kredo-kredo, dokma-dokma, undang-undang dan konstitusi-konstitusi tidak berdampak pada diri kita. Ya, itu adalah Yesus SENDIRI yang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja itu. Ini adalah Allah di dalam dia, yang sudi dan melakukan menurut kesenanganNya. Jangan pernah lupakan hal itu. Anda hanya mempunyai satu hubungan dengan Allah dan Allah hanya punya satu hubungan dengan anda — yaitu YESUS, dan YESUS SENDIRI.
Di situlah Dia dengan ketujuh bintang di tangan kananNya. Tangan kanan atau lengan mengartikan kuasa dan otoritas Allah, Mazmur 44:4, “Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan kemenangan, melainkan tangan kananMu dan lenganMu dan cahaya wajahMu, sebab Engkau berkenan kepada mereka.” Di tangan kanan itulah kuasa ketujuh bintang itu, yang menurut Wahyu 1:20, adalah ketujuh utusan bagi ketujuh gereja. Hal ini mengartikan bahwa kuasa dan otoritas Allah berada di balik utusan-utusanNya di setiap zaman. Mereka tampil di dalam api dan kuasa Roh Kudus dengan Firman. Mereka adalah bintang-bintang karena mereka memantulkan terang. Terang yang mereka pantulkan adalah terang Dia. Mereka tidak memiliki terang mereka sendiri. Mereka tidak menyalakan api mereka sendiri sehingga orang boleh berjalan di dalam terang dari letupan-letupan api kecil mereka. Yesaya 50:11. Ini adalah waktu malam hari, sebab itulah waktunya ketika bintang-bintang muncul. Ini adalah kegelapan malam dosa, sebab semua (bahkan seluruh dunia), sudah berdosa dan terus-menerus kehilangan kemuliaan Allah. Roma 3:23.
Ketujuh utusan ini sedang menyatakan Allah kepada umat. Dia yang menerima mereka, menerima Dia yang mengutus mereka. Yohanes 13:20. Mereka berbicara dan bertindak atas otoritasNya. Dia berdiri di belakang mereka dengan segala kuasa KeAllahan. Matius 28:18-20, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan SEGALA KUASA di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa, baptislah mereka dalam Nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA sampai kepada kesudahan dunia (penyempurnaan dari zaman-zaman gereja).” Jadi di situlah mereka, penuh Roh Kudus dan iman, berkobar dengan api Allah, berbicara Firman Kebenaran, dan di situ Dia berdiri membeking mereka. Dan renungkan itu, tidak perlu ada seorang percaya pun di setiap zaman yang berseru dalam hatinya, “Oh, coba seandainya saya hidup di zaman yang pertama ketika untuk pertama kalinya para rasul diutus.” TIDAK ADA perlunya menoleh ke belakang. PANDANGLAH KE ATAS! Lihatlah Dia yang sekarang ini sedang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja di sepanjang semua zaman. Lihatlah Dia yang sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya; yang tidak pernah berubah baik sifat ataupun cara-caraNya. Di mana ada dua tiga orang berkumpul di dalam NamaNya, di situ Dia hadir di tengah-tengah mereka! Dan bukan hanya hadir di tengah-tengah mereka seperti seorang penonton yang merasa puas, atau sebagai seorang malaikat pencatat saja; tetapi di situ Dia berdiri dan mengekspresikan dengan tepat siapa DiriNya — Sang Kehidupan dan Penopang dan Pemberi semua karunia-karunia yang baik kepada gereja. Haleluya!
“Ia berjalan di tengah-tengah ketujuh kaki dian emas.” Betapa berartinya kata-kata tersebut jika melihat di dalam terang Alkitab, yang menggambarkan Dia sebagai, “Kristus yang adalah Hidup kita.” Sebab Kristus, sungguh, adalah hidupnya Gereja. Ia tidak mempunyai hidup yang lain. Di luar Dia ia hanyalah sebuah kumpulan agama belaka, sebuah klub, sebuah kumpulan yang tidak berarti dari orang-orang. Seperti seonggok mayat yang dihiasi permata dan didandani, tetap saja mayat, demikianlah gereja, tidak peduli apapun program-programnya dan boleh saja usaha-usahanya yang baik tercapai, tanpa Kristus ia adalah mayat juga. Akan tetapi dengan Dia ada di tengah-tengahnya, dengan Dia yang memotivasi dirinya, ia menjadi kekaguman bagi seluruh “tubuhNya, kepenuhan Dia yang memenuhkan segala sesuatunya.” Dan saat ini juga Dia sedang berjalan di tengah-tengah zaman yang terakhir dari kaki dian emas itu. Siapa Dia dulu ketika berjalan di zaman yang pertama maka seperti itu juga Dia di zaman yang terakhir ini. Yesus Kristus SAMA, KEMARIN, HARI INI DAN SELAMA-LAMANYA.
“Ketujuh kaki dian emas.” Di Keluaran 25:31, dikatakan, “Haruslah engkau membuat kandil dari emas MURNI, dari emas TEMPAAN haruslah kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya, kelopaknya – dengan tombolnya dan kembangnya – haruslah seiras dengan kandil itu.” Gereja Yesus Kristus yang sejati, mempelai wanita, diserupakan dengan emas MURNI. Kebenaran mempelai wanita adalah kebenaranNYA. Atribut-atribut mempelai wanita adalah atribut-atributNYA yang mulia. Identitas mempelai wanita terdapat di dalam Dia. Siapa Dia yang sekarang, mempelai wanita memantulkan. Apa yang Dia miliki, akan dia manifestasikan. Tidak terdapat kesalahan di dalam dirinya. Ia sungguh mulia baik yang di dalam maupun di luarnya. Dari awal sampai akhir ia adalah pekerjaan Tuhannya, dan semua pekerjaanNya sempurna. Pada kenyataannya di dalam dirinya disimpulkan dan dimanifestasikan hikmat dan maksud yang kekal dari Allah. Bagaimana seseorang dapat mengukurnya? Bagaimana seseorang dapat memahaminya? Meskipun kita tidak dapat melakukan hal itu, namun kita dapat menerimanya dengan iman, sebab Allah sudah mengucapkannya.
Bukan hanya kaki dian itu emas, ia adalah emas TEMPAAN. Emas tempa hasil pekerjaan tangan, menurut cetak birunya yang diberikan oleh Roh. Di luar dari Tuan dan Gurunya, Yesus Kristus, apakah pernah ada seorang manusia yang ditempa dan dimurnikan seperti halnya mempelai wanita Yesus Kristus? Tentunya ia sedang menggenapkan penderitaan-penderitaan yang sudah ditinggalkan Kristus. Barang-barang miliknya dirampok. Hidupnya berada dalam bahaya. Ia dianggap sebagai domba sembelihan. Ia dibunuh di sepanjang hari. Ia sangat menderita, tetapi di dalam semuanya itu mereka tidak membalas dendam, juga ia tidak membuat orang lain menderita. Kepatutan Injil adalah mempelai Kristus yang manis ini. Dan seperti emas bisa ditempa, sedangkan tembaga akan patah dengan tempaan, emas dari Allah ini akan menanggung penderitaannya bagi Tuhan, tidak bungkuk, tidak rusak, tidak hancur, tapi dibentuk sebagai sebuah benda yang indah dan suatu sukacita selamanya oleh pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan ini.
KRISTUS MEMUJI MILIKNYA
Wahyu 2:2,3, “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun kesabaranmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.”
Betapa indahnya Sang Juruselamat memuji dan mengagumi anak-anakNya. Dia memperhitungkan dengan sangat akan sikap-sikap dan tingkah-laku rohani mereka yang baik. Dia tahu bahwa ada kelemahan-kelemahan di antara mereka, namun demikian Dia tidak berteriak menentangnya. Bukankah itu seperti Tuhan? Dia tahu bagaimana memberikan dorongan kepada kita dalam perkara-perkara yang benar dan mengecilkan hati kita dalam perkara-perkara yang salah. Kita semua dapat belajar dari sebuah pelajaran yang baik di sini dalam menjalankan gereja dan keluarga kita. Dan yang lebih baik lagi, kita semua dapat belajar sebuah pelajaran yang baik bahwa Allah berurusan dengan kita masing-masing dengan cara yang tepat ini. Jangan pernah berkecil hati, Orang Kudusnya Allah, sebab Allah bukan orang yang tidak tahu kesopanan dengan melupakan jerih payah kasih anda. Apapun yang kita lakukan, bahkan memberi secangkir air dingin kepada seseorang saja, ada upah dan berkat dari Tuhan.
“Aku tahu pekerjaanmu, jerih payahmu, dan kesabaranmu.” Sebagaimana Dia berjalan di tengah-tengah gerejaNya, Dia tahu penderitaan umatNya, dan Dia peduli. Seperti pada masa-masa perbudakan di Mesir ketika Dia mendengar seruan-seruan mereka, Dia yang tidak pernah berubah masih tetap mendengar seruan-seruan dari orang-orang yang tertindas sebagaimana Dia berjalan di antara mereka. Kata itu juga, jerih payah, artinya suatu kelelahan menjalani penindasan. Umat Allah tidak hanya bekerja bagi Dia di dalam jerih payah kasih, tapi mereka juga menderita bagi Dia dengan sukacita. Mereka sabar dalam memikul kuk itu. Zaman yang pertama ini menderita penganiayaan besar. Ia harus bekerja keras untuk memberitakan Injil dan memancarkan kebenaran. Panggilan tertinggi mereka dalam hidup ialah untuk melayani Allah, dan sewaktu pengharapan dalam hidup mereka dihancurkan mereka sabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Dia yang sudah menjanjikan upah yang abadi di surga atas apa yang sudah mereka berikan bagi Dia di bumi.
Saya rasa kita seharusnya berhenti di sini dan setuju dengan pemikiran bahwa umat Allah sudah selalu dan akan selalu dianiaya. Anda tahu bahwa Kitab Kejadian adalah kitab permulaan, dan apa yang anda temukan dimulai di situ akan berlangsung terus sampai di kitab Wahyu dan tidak pernah berubah. Di situ kita melihat bahwa Kain menganiaya dan membunuh Habel karena yang belakangan itu menyenangkan Allah. Kemudian kita melihat sebuah gambar yang sempurna pada anak Abraham secara daging, Ismael, yang mengusik dan memerangi anak perjanjian itu, Ishak. Dan ada Esau, yang membenci Yakub dan yang hendak membunuhnya, kalau bukan Allah yang campur tangan. Di dalam Perjanjian Baru kita mendapati Yudas yang mengkhianati Yesus, sementara kelompok-kelompok agama di abad yang pertama itu berusaha untuk membinasakan orang-orang percaya yang mula-mula itu. Anak-anak dunia ini, yang dikendalikan oleh iblis, membenci anak-anak Allah yang dikendalikan oleh Roh.
Tidak peduli sebenar dan setulus apa seorang Kristen di depan khalayak umum, dan seramah apa dia kepada temannya, tidak melakukan yang sia-sia selain yang baik, biar dia mengakui Kristus sebagai Juruselamatnya dan mengakui beroperasinya karunia-karunia Roh Kudus dalam hal bahasa lidah, bernubuat, kesembuhan dan mukjizat, tetap saja dia disalahkan. Roh dunia ini membenci Roh Allah, dan karena ia tidak dapat mengalahkan Roh Tuhan maka ia berusaha untuk membinasakan bejana yang di dalamnya Roh Kebenaran itu diam.
Penganiayaan dan pencobaan-pencobaan adalah suatu yang alami, bagian yang normal dari kehidupan Kristiani. Hanya ada satu hal yang dapat anda lakukan terhadap mereka. Serahkan semuanya itu kepada Allah, jangan menghakimi, dan serahkan kerja keras mereka dan penghakiman yang terakhir kepada Dia.
“Engkau tidak dapat sabar terhadap mereka yang jahat dan engkau sudah menguji mereka yang menyebut diri mereka rasul padahal bukan dan engkau sudah mendapati bahwa mereka itu pendusta.” Orang-orang Efesus ini percaya bahwa umat Allah harus kudus. Menurut ayat ini mereka mengambil langkah untuk menjaga tubuh mereka yang tidak beragi itu dari dosa. Jelas sekali bahwa kemurtadan sudah dimulai. Dosa sudah masuk ke dalam gereja. Tetapi mereka taat kepada kata-kata Paulus ketika dia berkata supaya mengusir orang jahat dari antara mereka. Mereka adalah orang-orang yang dipisahkan. Mereka sudah keluar dari dunia, dan sekarang mereka tidak mau membiarkan dunia masuk ke antara mereka. Mereka tidak mau menerima tanpa mengeluh akan dosa di dalam gereja. Kekudusan bukanlah sebuah ucapan bagi mereka atau sebuah arti kiasan pidato; itu adalah sebuah jalan hidup.
“Engkau sudah menguji mereka yang berkata bahwa mereka adalah rasul, padahal bukan dan engkau sudah menemukan bahwa mereka adalah pendusta.” Bukan main, itu adalah suatu pernyataan yang terus terang. “Engkau sudah mencobai mereka yang menamakan dirinya rasul.” Tidakkah hal itu congkak? Apa hak jemaat untuk mencobai mereka yang menyebut diri mereka rasul? Dan bagaimana mereka mencobai? Oh, saya suka hal ini. Terdapat di Galatia 1:8, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” Adalah para rasul yang membawa Firman yang asli kepada jemaat. Firman yang asli itu tidak dapat dirubah, satu titik iotapun. Paulus tahu itu adalah Allah yang telah berbicara kepadanya jadi dia berkata, “Sekiranya aku sendiri yang datang dan berusaha untuk memberikan pewahyuan yang kedua dan juga berusaha untuk membuat sedikit perubahan di dalam apa yang mula-mula sudah aku berikan, maka terkutuklah aku.” Anda lihat, Paulus tahu bahwa pewahyuan yang pertama adalah benar. Allah tidak dapat memberikan pewahyuan yang pertama, kemudian pewahyuan yang kedua. Jika Dia melakukan itu, berarti Dia merubah pikiranNya. Dia bisa memberikan suatu pewahyuan dan kemudian menambahkan kepadanya, seperti yang Dia lakukan di Taman Eden ketika Dia menjanjikan Benih itu kepada perempuan itu, dan di kemudian hari menjelaskan bahwa Benih itu harus datang melalui Abraham, dan di kemudian hari lagi berkata bahwa itu akan datang melalui garis darah yang sama di dalam Daud. Tetapi itu adalah pewahyuan yang sama. Itu hanya memberikan informasi yang lebih lagi kepada orang-orang guna menolong mereka untuk menerima dan memahaminya. Tetapi Firman Allah tidak dapat berubah. Benih itu datang tepat seperti yang sudah dinyatakan. Haleluya. Dan lihat apa yang dilakukan oleh rasul-rasul palsu itu. Mereka datang dengan kata-kata mereka sendiri. Orang-orang Efesus itu mengetahui Firman itu seperti yang sudah diajarkan oleh Paulus. Mereka penuh Roh Kudus oleh penumpangan tangan Paulus. Mereka menatap mata dari rasul-rasul palsu itu dan berkata, “Kalian tidak berbicara sebagaimana Paulus berbicara. Oleh karena itu, kalian palsu.” Oh, hal itu membuat hati saya berkobar. Kembalilah kepada Firman! Sebenarnya bukan anda yang mencobai rasul itu, dan nabi, dan pengajar itu, FIRMAN ITULAH YANG MENCOBAI MEREKA. Suatu hari nanti akan datang seorang nabi bagi Zaman Gereja Laodikia dan anda akan tahu apakah dia orang yang sesungguhnya yang diutus Allah atau tidak. Ya anda akan tahu itu, sebab jika dia berasal dari Allah DIA AKAN BERADA DI DALAM FIRMAN ITU TEPAT SEPERTI YANG SUDAH ALLAH BERIKAN KEPADA PAULUS. DIA TIDAK AKAN MENYIMPANG DARI FIRMAN ITU UNTUK SESAAT SAJA, TIDAK SATU TITIK IOTAPUN. Di akhir zaman itu, ketika banyak nabi-nabi palsu tampil, perhatikan dan lihatlah bagaimana mereka akan terus berkata bahwa jika anda tidak percaya kepada mereka dan apa yang mereka katakan, maka anda akan binasa; tetapi ketika NABI AKHIR ZAMAN ITU muncul ke permukaan, jika benar bahwa dia adalah nabi itu, maka dia akan berseru, “Kembalilah ke Firman atau engkau akan binasa.” Dia tidak akan membangun di atas pewahyuan atau penafsiran pribadi, tetapi di atas Firman. Amin dan Amin!
Rasul-rasul palsu ini adalah serigala-serigala yang ganas yang sudah disebutkan oleh Paulus. Dia berkata, “Sesudah aku pergi dari sini, mereka akan mencoba datang dan mengklaim pewahyuan yang sama; tetapi tujuan mereka bukan untuk menolong kalian, tetapi menghancurkan kalian.” Kisah Para Rasul 20:27-32, “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada Firman kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya.”
Yohanes mengenal mereka juga, sebab dia berkata I Yohanes 4:1, “. . . banyak nabi-nabi palsu yang akan datang (sudah) ke dunia ini.” Roh antikris itu sudah masuk ke gereja, dan ia melakukannya dengan menentang Firman. Nah di sinilah di mana semuanya itu dimulai. Tepat di sini di zaman gereja yang pertama. Mereka sudah menyangkal Firman dan menyusun kredo-kredo dan filsafat-filsafat mereka sendiri menggantikan Firman. Itu adalah antikris, sebab Yesus adalah Firman. Menjadi anti Firman adalah menjadi anti Yesus. Menjadi anti Firman adalah menjadi antikris, karena Roh dan Firman adalah SATU. Jika anda anti Firman, anda pasti akan menjadi antikris. DAN JIKA IA SUDAH DIMULAI DI GEREJA YANG PERTAMA IA PASTI AKAN BERTUMBUH SAMPAI KESUDAHAN KETIKA IA MENGAMBILALIH. Dan tepat seperti itulah yang akan anda lihat sebagaimana kita membahas seluruh zaman-zaman. Itu dimulai dengan begitu kecil di Zaman Efesus dan itu tumbuh di setiap zaman sampai akhirnya anti Firman, sistim antikris mengambilalih seluruhnya dan Firman yang tak dapat dibantah itu ditolak oleh rasul-rasul palsu dari gereja yang palsu itu.
Sekarang, mudah untuk mendapatkan kesan yang salah tentang apa yang sedang kita bicarakan karena saya menyatakan hal ini dengan begitu keras. Itu bisa kedengarannya bagi anda seolah-olah ini anti-Firman, roh antikris, adalah sebuah penolakan yang sepenuhnya akan Firman, sebuah penyangkalan Injil yang berpuncak di dalam penolakannya. Tidak tuan. Ini bukan itu. Apakah itu, adalah Wahyu 22:18,19, “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari Kitab Kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Ini adalah perubahan, walaupun hanya SATU kata saja, dengan mengurangi atau menambahkannya. Ini adalah trik si Setan yang mula-mula di Taman Eden. Dia hanya menambahkan satu kata kecil kepada apa yang sudah difirmankan Allah. Itulah yang menjadikannya. Itu mendatangkan kematian dan kehancuran. Dan di Efesus, itu adalah hal yang sama. Hanya satu kata ditambahkan, hanya satu kata yang dikurangi, dan anti Firman, roh antikris mulai berkembang.
Apakah anda memahaminya sekarang? Di situlah terdapat kembar dua lagi. Di situ kedua pohon itu lagi, tumbuh berdampingan di tanah yang sama, mengambil bagian dari makanan yang sama, minum dari air hujan yang sama, dan menerima keuntungan dari matahari yang sama. Tapi keduanya berasal dari benih yang BERBEDA. Pohon yang satu adalah UNTUK Firman Allah, tepat sebagaimana Allah memberikannya, dan mengasihi, dan menaatinya. Pohon yang satunya berasal dari benih tersebut yang adalah anti Firman Allah dan merubahNya sesuka hatinya. Ia menggantikan Firman yang hidup yang benar itu dengan kredo-kredo dan dokma-dokmanya sendiri, tepat seperti yang dilakukan oleh Kain, yang akhirnya membunuh Habel. Tetapi jangan takut hai kawanan kecil. Tinggallah dengan Firman. Tetaplah Firman itu berada di antara anda dan iblis. Hawa tidak melakukan hal itu dan dia gagal. Dan ketika gereja membiarkan Firman itu turun maka ia masuk ke dalam seluk-beluk kegelapan Setan.
“Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena NamaKu dan engkau tidak mengenal lelah.” Ini adalah sama seperti yang dikatakan di ayat 2 tadi. Tapi di ayat 2 itu, pekerjaan, jerih lelah, dan kesabaran adalah dengan menjaga Firman yang suci yang diserahkan kepada mereka. Betapa mereka sudah menjauhkan lawan-lawan mereka. Betapa mereka adalah suatu kepujian bagi Paulus. Tetapi di ayat ini penganiayaan-penganiayaan dan pencobaan-pencobaan dan kesabaran mereka adalah karena Nama Yesus yang diberkati itu.
Anda tahu bahwa hal itu sama sekali tidak mengherankan, sebab Firman dan Nama itulah yang mendatangkan musuh sehingga tercurah ke atas kita seperti air bah. Firman yang mahakuasa yang dinyatakan di dalam kesembuhan, tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, dan demonstrasi-demonstrasi yang lain, menyebabkan orang-orang Farisi meneriakkan kematian atas orang-orang percaya yang sejati. Dan sekarang Nama itu, yang dibenci dan yang dihina oleh orang-orang Yahudi, diolok-olok oleh orang-orang terpelajar, di mana mereka menertawakan karena mereka berpikir, begitu bodohnya sehingga orang mau percaya kepada seorang manusia yang mati dan bangkit lagi dan sekarang duduk di surga. Jadi di sinilah penganiaya-penganiaya yang relijius, orang-orang Yahudi, mengutuk Yesus ini, yang bagi mereka Dia adalah seorang Mesias palsu; dan di sini mereka yang lain menertawakan dengan kegembiraan dan mengolok-olok dengan sindiran yang kasar terhadap Nama itu yang dikatakan sebagai seorang dewa yang baru, yang bagi mereka sama sekali bukan seorang dewa.
Sekarang di sinilah sesuatu yang lain itu dimulai di zaman tersebut dan akan berlanjut terus di sepanjang zaman-zaman, semakin dalam dan semakin gelap. Begitulah, orang-orang tidak mengakui Nama itu. Bukan Gereja Efesus yang sejati itu yang melakukannya. Tidak tuan. Itu adalah perbuatan rasul-rasul palsu. Itu adalah perbuatan orang-orang luar yang berusaha untuk masuk dan mencemarkan orang-orang percaya. Orang-orang Efesus mengenal Nama itu dan mengasihiNya. Ingatkah dengan orang-orang dari Gereja Efesus yang mula-mula. Sebuah kumpulan kecil dari orang-orang yang sedang menantikan Mesias yang sudah mendengar bahwa ada seorang nabi yang menyebut dirinya pendahulu kedatangan Mesias telah tampil di padang gurun Palestina dan sedang membaptis orang-orang kepada pertobatan atas dosa-dosa. Kemudian orang-orang ini menerima baptisan Yohanes. Tetapi ketika Paulus datang kepada mereka dia menerangkan kepada mereka bahwa nabi itu sudah mati, bahwa Yesus sudah datang dan menggenapkan hidupNya sebagai korban untuk dosa, dan bahwa SEKARANG Roh Kudus sudah datang dan akan masuk dan memenuhi semua orang percaya yang sejati di dalam Yesus, Mesias itu. Ketika mereka mendengar hal ini, MEREKA DIBAPTIS DI DALAM NAMA TUHAN YESUS, dan ketika Paulus menumpangkan tangannya ke atas mereka, mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka tahu bahwa itu adalah untuk menaati Firman, untuk dibaptis di dalam NamaNya (Tuhan Yesus Kristus) dan dengan begitu mereka akan dipenuhi dengan Roh Kudus. Anda tidak dapat mempengaruhi orang-orang itu untuk berubah. Mereka tahu kebenaran. Kisah Para Rasul 19:1-7.
Mereka tahu kuasa dari Nama itu. Mereka melihat Nama itu begitu berkuasa sehingga kain yang diambil dari tubuh Paulus dan dikirimkan kepada orang-orang yang menderita di dalam Nama Yesus dapat melepaskan orang sakit dari berbagai macam penyakit dan mengusir roh-roh jahat. Begitu mengagumkannya manifestasi Nama itu sehingga orang-orang Yahudi yang jahat yang tinggal di Efesus mencoba memakai Nama itu untuk mengusir setan-setan. Kisah Para Rasul 19:11-17, “Oleh Paulus Allah mengadakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya, “Aku menyuruh kamu keluar demi Nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku tahu, tetapi kamu, siapakah kamu?” Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin mahsyurlah Nama Tuhan Yesus.”
Mereka tahu kehidupan yang benar yang menyertai dalam membawal Nama itu, sebab siapapun yang memanggil Nama Tuhan, hendaklah ia meninggalkan dosanya. Hendaklah kamu kudus, hai kamu sekalian yang menjadi bejana-bejana Tuhan. Janganlah kamu membawa Nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia. Orang-orang Efesus ini adalah orang-orang KRISTEN. Mereka membawa sebuah Nama dan Nama itu ialah Kristus, yang adalah Roh Allah yang tinggal di dalam mereka dan yang adalah salah satu dari tiga rangkap Nama dari Tuhan mereka.
“. . . Dan demi NamaKu engkau sudah berjerih payah dan engkau tidak mundur.” Orang-orang percaya ini tidak berjerih lelah untuk Paulus, atau untuk sebuah organisasi. Mereka tidak terlibat kepada program-program dan institusi-institusi dengan jalan mana mereka memegang nilai-nilai. Mereka bekerja untuk Tuhan. Mereka adalah hamba-hambaNya, bukan pion-pion organisasi. Mereka tidak pergi ke gereja pada hari Minggu dan membicarakan tentang Nama itu dan kemudian melupakanNya untuk sepekan lamanya. Mereka tidak sekedar mengucapkan di bibir saja untuk Nama itu. Tidak tuan. Itu adalah hidup mereka yang dipersembahkan.
Semua yang mereka lakukan, mereka lakukan di dalam Nama itu. Di dalam Nama itu mereka bertindak, tetapi jika mereka tidak dapat bertindak di dalam Nama itu, maka mereka menahan diri untuk tidak bertindak. Mereka ini adalah orang-orang Kristen yang ditempatkan di surga yang tingkah lakunya ada di dalam Tuhan.
Tetapi kelompok pokok yang palsu yang ingin mencemarkan Nama itu merunduk seperti serigala-serigala yang mengendap-endap di dalam kegelapan, menunggu untuk masuk dan mencabik-cabik. Tetapi orang-orang kudus bertahan di dalam ujian itu dan menjaga Firman dan Nama itu.
KELUHAN ALLAH
Wahyu 2:4, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau sudah meninggalkan kasihmu yang mula-mula.” Untuk memahami hal ini anda harus menyadari bahwa Roh bukan sedang berbicara hanya kepada orang-orang kudus yang mula-mula yang ada di Efesus saja. Pesan ini adalah untuk seluruh zaman tersebut yang berlangsung sekitar 120 tahun. Pesannya, pada waktu itu, adalah untuk semua angkatan dalam jangka waktu itu. Sekarang sejarah terus terulang dengan sendirinya. Di dalam angkatan-angkatan Israel kita melihat kebangunan rohani dalam satu angkatan, kemudian melihat api itu memudar di angkatan yang berikutnya. Di angkatan yang ketiga, mungkin bara api itu sedikit berpijar, tetapi di angkatan yang keempat barangkali sisa dari nyala api yang pertama sudah tidak terlihat lagi. Kemudian Allah menyalakan api itu lagi, dan proses yang sama terulang lagi. Ini adalah manifestasi kebenaran yang sederhana bahwa Allah tidak mempunyai cucu-cucu. Keselamatan tidak diberikan melalui kelahiran alamiah juga tidak ada proses pergantian rasuli. Itu tidak terdapat di Firman. Anda memulai dengan orang-orang percaya yang dilahirkan kembali, dan ketika angkatan yang berikutnya datang mereka bukan lagi orang-orang Kristen yang biasa, tapi mereka sudah menerima sebuah nama denominasi dan sekarang adalah orang-orang Baptis, orang-orang Methodis, dst. Tepat seperti itu juga mereka sekarang ini. Mereka bukan orang-orang Kristen. Anda harus dilahirkan dari kehendak Allah, bukan dari kehendak manusia, supaya diselamatkan. Tetapi kawanan-kawanan ini sekarang sedang berkumpul oleh kehendak manusia. Saya tidak mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak baik hubungannya dengan Tuhan. Tidak pernah sesaatpun saya mengatakan hal itu, tetapi api yang mula-mula itu sudah padam. Mereka tidak sama lagi.
Kerinduan yang sungguh-sungguh untuk menyenangkan Tuhan, keinginan yang besar untuk mengenal FirmanNya, seruan untuk masuk ke dalam Roh, semuanya itu mulai pudar dan sebagai gantinya bukannya gereja itu berkobar-kobar dengan api Allah malahan ia sudah menjadi dingin dan menjadi sedikit kaku. Itulah yang dulu sedang berlangsung pada diri orang-orang Efesus. Mereka menjadi sedikit kaku. Semangat yang tak terbatas kepada Allah sedang sekarat dan orang-orang tidak terlalu peduli dengan apa yang Allah pikirkan tentang diri mereka sebagaimana mereka sudah mulai peduli kepada apa yang dunia pikirkan tentang diri mereka. Angkatan yang kedua datang sama seperti Israel. Mereka menuntut seorang raja supaya menjadi sama seperti bangsa-bangsa yang lain. Ketika mereka melakukan hal itu, mereka menolak Allah. Tetapi tetap saja mereka melakukannya. Itu adalah sejarah gereja. Ketika ia lebih memikirkan untuk menyesuaikan diri dengan dunia daripada menyesuaikan diri dengan Allah, itu tidak berlangsung lama sampai kemudian anda melihat mereka berhenti melakukan hal-hal yang dulu sudah pernah mereka lakukan, dan mulai melakukan hal-hal yang pada awalnya tidak mau mereka lakukan. Mereka merubah cara dandanan mereka, sikap mereka dan tingkah laku mereka. Mereka menjadi kurang perhatian/lalai. Itulah arti kata “Efesus”: santai—hanyut.
Siklus kebangunan rohani dan kematian tidak pernah gagal. Yang harus anda semua lakukan adalah mengingat kegerakan Allah yang terakhir ini di dalam Roh ketika para pria dan wanita berdandan selayaknya orang-orang Kristen, pergi ke gereja, berdoa sepanjang malam, berdiri di sudut-sudut jalan dan tidak malu-malu memanifestasikan Roh. Mereka meninggalkan gereja-gereja mereka yang lama yang mati dan mereka menyembah di dalam rumah-rumah atau di dalam gedung-gedung pertokoan tua. Mereka memiliki realita. Tetapi itu tidak berlangsung terlalu lama sampai kemudian mereka mulai memperoleh cukup uang untuk membangun gedung-gedung gereja yang baru yang bagus. Mereka menempatkan sebuah paduan suara sebagai gantinya menyanyi bagi Allah bagi diri mereka sendiri. Mereka mengenakan gaun-gaun pada paduan suara itu. Mereka mengorganisasikan sebuah kegerakan dan dijalankan oleh manusia. Segera saja mereka mulai membaca buku-buku yang tidak pantas untuk mereka baca. Mereka menurunkan palang-palang dan kambing-kambing masuk dan mengambilalih. Seruan sukacita sudah lenyap. Kebebasan Roh sudah lenyap. Oh, mereka meneruskan dengan sebuah bentuk; tetapi api itu sudah padam dan yang tersisa hanyalah abu-abu yang hitam.
Beberapa saat yang lalu saya menyebutkan bahwa Yohanes mengerti apa artinya mengasihi Allah. Rasul besar dalam hal kasih itu sudah barang tentu melihatnya ketika gereja mulai kehilangan kasih yang mula-mula kepada
Allah. Di I Yohanes 5:3, dia berkata, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintahNya (FirmanNya).” Satu penyimpangan kecil dari Firman adalah sebuah langkah menjauh dari Kristus. Orang-orang berkata bahwa mereka mengasihi Allah, mereka pergi ke gereja, bahkan mereka bersorak-sorak dan bersukacita dan menyanyi dan mengalami saat emosional yang hebat. Tetapi ketika semua itu sudah berakhir, perhatikan dan lihatlah apakah mereka ada di dalam FIRMAN itu, berjalan di dalamNya, hidup di dalamNya. Jika mereka mengalami semua yang lain itu dan kemudian tidak berjalan di dalam Firman itu, mereka bisa saja mengatakan bahwa mereka mengasihi Allah tetapi hidup mereka menceritakan yang lain. Saya bertanya-tanya apakah Yohanes tidak dapat melihat banyak tentang hal itu sebelum dia meninggal; orang-orang berkata bahwa mereka mengasihi Allah tetapi tidak menaati FirmanNya. Oh, Gereja Efesus, sesuatu sedang terjadi pada dirimu. Seseorang sedang berusaha juga untuk menambahkan kepada Firman itu atau mengurangiNya. Tetapi mereka melakukannya dengan begitu cerdik sehingga kalian tidak dapat melihatnya. Mereka tidak membuat suatu gerakan yang begitu besar sehingga kalian bisa melihatnya secara terbuka. Itu ada di bawah terselubung, dan mereka membawakannya dengan cara penalaran dan pengertian manusia dan itu akan mengambilalih kecuali kalau kalian menolaknya. Kembalilah ke Pentakosta sebelum itu sangat terlambat!
Tetapi seperti biasanya di mana orang tidak menghiraukan peringatan Allah. Api kebangunan rohani yang dibangun di atas Firman yang suci itu yang begitu indah, dan manifestasi Roh itu begitu diberkati, di mana suatu ketakutan kecil menyusup dan suatu bisikan di dalam hati berkata, “Bagaimana kita dapat melindungi kebenaran yang kita miliki ini? Apa yang dapat kita lakukan untuk melihat supaya kebangunan rohani ini berlangsung terus?” Itulah ketika “roh antikris” masuk dan berbisik, “Lihat, kamu mempunyai kebenaran sekarang, ketahuilah bahwa itu tidak dapat hilang. Organisasikan dan susunlah kredomu tentang apa yang kamu percayai. Tempatkan semuanya itu di sebuah buku tuntunan gereja.” Dan mereka melakukannya. Mereka mengorganisasikan. Mereka menambah Firman. Dan mereka mati sama seperti Hawa yang menerima SATU perkataan yang salah. Firman Allah itulah yang mendatangkan kehidupan. Dan bukan apa yang kita katakan tentang Firman yang diperhitungkan, melainkan apa yang sudah dikatakan Allah.
Penulis
Posting Komentar