Memikul Salib
Ada 3 orang; A, B ,dan C di beri tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan.
Ada 3 orang; A, B ,dan C di beri tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan.
Namun kedua temannya tidak
menuruti usul si B karena mereka taat dan mengasihi Tuhan.
Kasih mereka kepada Tuhan membuat
mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa
keluhan.
Singkat cerita si B
memotong salibnya, sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampai
dipuncak bukit, si B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak
bukit itu dengan gerbang Surga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang
sudah menanti kedatangan mereka.
Dengan bersemangat si B
menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi
malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu".
Si B sangat bingung karena
dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.
Beberapa saat kemudian, si
A dan C tiba di puncak bukit tersebut.
Seperti halnya si B, mereka
bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan
jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu".
Kemudian Roh Kudus bukakan
pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu, ukuran salib yang berat dan
besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan
terbang Surga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan.
Mereka segera sadar akan
hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. Si B
kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga
tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam
salib A atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu A dan C selesai
menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang, itu berarti si
B tidak dapat menyeberang ke pintu Surga.....
Dari ilustrasi ini,
ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan
"salib" itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena
sepertinya pemrosesan (yang pahit) itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita
terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan,
sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru
"salib" itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada
kita.
Ia ijinkan kita mengalami
pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.
1 komentar:
APA KABAR SEMUANYA...............
Posting Komentar