BERITA    MAJALAH    PUISI    EMAIYEIDA    PAPUA    ADIKKU    IMPIAKU    MINUMAN KERAS    GEREJA ABAIMAIDA   
Home » » PAKAIAN LITURGI GEREJA ABAIMAIDA

PAKAIAN LITURGI GEREJA ABAIMAIDA

Posted by . on Jumat, 06 Februari 2015

PAKAIAN LITURGI

       Dalam perayaan liturgi dan ibadat, para petugas memakai pakaian tertentu. Ada berbagai jenis pakaian liturgi yang disesuaikan dengan fungsi dan pemakainya. Pakaian ini melambangkan suasana liturgi yang dirayakan saat itu.

Alba
      Alba adalah jubah panjang tipis berwarna putih. Alba berasal dari bahasa Latin “albus” yang artinya putih. Alba biasanya dipakai oleh imam atau diakon (calon imam) yang belum memakai jubah, dan  imam atau diakon yang ubahnya tidak berwarna putih . Alba bisa juga dipakai oleh para petugas liturgi lainnya, seperti: prodiakon, lektor, misdinar, dan pemazmur.

Jubah
      Jubah adalah pakaian yang hanya dikenakan oleh imam, atau frater. Biasanya berwarna putih panjang, berlengan panjang.

Kasula
      Kasula adalah pakaian luar yang dikenakan imam saat memimpin Perayaan Ekaristi. Kasula dikenakan diluar jubah atau alba. Kasula ini adalah pakaian resmi untuk imam yang wajib dikenakan saat memimpin Perayaan Ekaristi. Warna kasula selalu disesuaikan dengan warna liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

Stola
       Stola adalah pakaian liturgi berbentuk seperti selendang yang dikalungkan. Stola hanya boleh dipakai oleh orang-orang yang telah ditahbiskan yaitu, uskup, imam, diakon (calon imam). Stola merupakan simbo pemimpin liturgi. Maka tidak boleh dikenakan oleh orang yang tidak ditahbiskan. Stola biasa dipakai saat memberikan Sakramen Pengampunan dosa, saat memberikan Sakramen Minyak Suci, dan saat memimpin ibadat lainnya. Warna stola selalu disesuaikan dengan warna
 liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

Pluviale
      Pluviale adalah kain seperti mantel yang besar dan diberi hiasan indah. Pemakaiannya adalah dengan cara dikalungkan dari belakang dan dikancingkan pada bagian depan. Pluviale dipakai pada saat prosesi, adorasi, pemberkatan Sakramen Maha Kudus. Atau saat pemberkatan perkawinan tanpa Misa Kudus.

Velum
      Velum adalah kain selubung berbentuk persegi panjang besar dengan ukuran lebar 2-3 meter, yang dihias indah, biasanya berwarna putih atau kuning. Biasanya dipakai imam untuk membungkus Sibori pada saat menyimpan Sakramen Mahakudus.

Amik
      Amik adalah kain persegi empat yg pada kedua ujung atasnya terdapat tali yang panjang. Amik dipakai imam untuk menutupi krah baju atau jubah yang tidak berwarna putih. Amik dipakai sebelum mengenakan alba.

Dalmatik
       Dalmatik berbenuik seperti kasula, hanya biasanya pada ujungnya berbentuk persegi atau bersudut. Bermotif garis-garis salib besar. Hanya dipakai oleh diakon yang ditahbiskan (calon imam)

 Samir
       Samir adalah perlengkapan liturgi berupa kain seperti selendang kecil dikalungkan di leher yang kedua ujungnya menyatu, yang diberi hiasan salib pada ujungnya. Samir biasa dipakai oleh prodiakon & lektor. Warna samir selalu disesuaikan dengan warna liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

 Singel
      Singel adalah sebuah tali panjang yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Singel ini boleh dipakai oleh siapa saja yang memakai alba, atau yang albanya terlalu besar. Singel dipakai untuk merapikan dan mengikat alba.

Superpli
         Superpli adalah pakaian luar seperti rok yang panjangnya dari leher sampai atas lutut. Berwarna putih dan berlengan panjang. Biasa dipakai oleh imam, bruder, frater. Superpli dipakai di atas jubah imam, bruder, atau frater

PERALATAN MISA



 MMENGENAL PERALATAN MISA

       Setiap kali kita ke gereja dan mengikuti misa, ada pemandangan rutin yang selalu kita lihat, yaitu aktivitas Imam di altar yang dibantu oleh para misdinar. Dalam melakuakan aktivitasnnya selama memimpin Ekaristi, begitu banyak peralatan dan perlengkapan yang dilibatkan (perlatan dan perlengkapan misa).

   Bagi kita yang pernah atau masih menjadi misdinar, peralatan misa ini tentunya sudah begitu akrab dan paling tidak kita tahu nama-namanya. Namun tidak sedikit juga diantara kita yang tidak tahu bahkan masih bingung dengan nama serta keguanaan dari peralatan tersebut. Untuk itu dalam posting kali ini, saatnya kita berbagi soal peralatan misa satu persatu sekalian dengan gambar agar lebih jelas.

PIALA (calix = cawan)

       Piala adalah cawan yang menjadi tempat anggur untuk dikonsekrasikan, dimana sesudah konsekrasi menjadi tempat untuk Darah Mahasuci Kristus. Melihat fungsinya, maka Piala harus dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir di mana Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya.

     Piala melambangkan cawan Sengsara Kristus (“Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku,” Mrk 14:36); dan yang terakhir, piala melambangkan Hati Yesus, dari mana mengalirlah Darah-Nya demi penebusan kita.

 PURIFIKATORIUM

       Berasal dari bahasa Latin “purificatorium”, yaitu sehelai kain lenan berwarna putih berbentuk segi empat untuk membersihkan piala, sibori dan patena. Sesudah dipergunakan, purifikatorium dilipat tiga memanjang lalu diletakkan di atas piala.

PATENA
       Berasal dari bahasa Latin yang artinya “piring”. Patena, yang sekarang berbentuk bundar,datar, dan dirancang untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah piring. Dengan munculnya roti-roti kecil yang dibuat khusus untuk umat yang biasanya disimpan dalam sibori, fungsi dari patena sebagai piring menghilang. Maka bentuknya menjadi lebih kecil (Sejak abad 11). Menurut PUMR 2000, "untuk konsekrasi hosti, sebaiknya digunakan patena yang besar, di mana ditampung hosti, baik untuk imamdan diakon, maupun untuk para pelayan dan umat (No. 331).

      Patena, hendaknya dibuat serasi dengan pialanya, dari bahan yang sama dengan piala, yaitu dari emas atau setidak-tidaknya disepuh emas. Patena diletakkan di atas purifikatorium.

PALLA

       Berasal dari bahasa Latin palla corporalis yang berarti kain untukTubuh Tuhan, adalah kain lenan putih yang keras dan kaku seperti papan, berbentuk bujursangkar, dipergunakan untuk menutup piala.

      Palla melambangkan batu makam yang digulingkan para prajurit Romawi untuk menutup pintu masuk ke makam Yesus. Palla diletakkan di atas Patena.

 CORPORAL

       Sehelai kain lenan putih berbentuk bujur sangkar dengan gambar salib kecil di tengahnya. Seringkali pinggiran korporale dihiasi dengan renda. 
    Dalam perayaan Ekaristi, imam membentangkan korporale di atas altar sebagai alas untuk bejana-bejana suci roti dan anggur. Setelah selesai dipergunakan,korporale dilipat menjadi tiga memanjang, lalu dilipat menjadi tiga lagi dari samping dan ditempatkan di atas Palla.


Urutan aturan menyusun peralatan-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1.    Piala
2.    Purifikatorium+sendok kecil
3.    Patena (dengan hosti besar diatasnya)
4.    Pala
5.    Corporal

SIBORI
      Berasal dari bahasa Latin “cyborium” yang berarti “piala dari logam”,adalah bejana serupa piala, tetapi dengan tutup di atasnya. Siboriadalah wadah untuk roti-roti kecil yang akan dibagikan dalam Komunikepada umat beriman. Sibori dibuat dari logam mulia, bagian dalamnyabiasa dibuat dari emas atau disepuh emas.

PIKSIS
       Berasal dari bahasa Latin “pyx” yang berarti “kotak”, adalah sebuahwadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah jamkuno. Piksis biasanya dibuat dari emas. Piksis dipergunakan untukmenyimpan Sakramen Mahakudus, yang akan dihantarkan kepada mereka yangsakit, atau yang akan ditahtakan dalam kebaktian kepada Sakramen Mahakudus.

MONSTRANS
      Berasal dari bahasa Latin “monstrans, monstrare” yang berarti“mempertontonkan”, adalah bejana suci tempat Sakramen Mahakudusditahtakan atau dibawa dalam prosesi.

 AMPUL
       adalah dua bejana yang dibuat dari kaca atau logam, bentuknya seperti buyung kecil dengan tutup di atasnya. Ampul adalah bejana-bejana darimana imam atau diakon menuangkan air dan anggur ke dalam piala. Selaluada dua ampul di atas meja kredens dalam setiap Misa.

 LAVABO
      Berasal dari bahasa Latin “lavare” yang berarti “membasuh”, adalah bejana berbentuk seperti buyung kecil, atau dapat juga berupa mangkuk,tempat menampung air bersih yang dipergunakan imam untuk membasuh tangan sesudah persiapan persembahan. Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunakan mengeringkan tangan imam.

TURIBULUM
       (disebut juga Pedupaan/wiruk), berasal dari bahasa Latin “thuris” yang berarti “dupa”, adalah bejana di mana dupa dibakar untuk pendupaan liturgis. Turibulum terdiri dari suatu badan dari logam dengan tutupterpisah yang menudungi suatu wadah untuk arang dan dupa; turibulumdibawa dan diayun-ayunkan dengan tiga rantai yang dipasang padabadannya, sementara rantai keempat digunakan untuk menggerak-gerakkantutupnya. Pada turibulum dipasang bara api, lalu di atasnya ditaburkanserbuk dupa sehingga asap dupa membubung dan menyebarkan bau harum.Dupa adalah harum-haruman yang dibakar pada kesempatan-kesempatanistimewa, seperti pada Misa yang meriah dan Pujian kepada Sakramen Mahakudus.

NAVIKULA
   disebut juga Wadah Dupa) adalah bejana tempat menyimpan serbuk dupa. Dupa adalah getah yang harum dan rempah-rempah yang diambil daritanam-tanaman, biasanya dibakar dengan campuran tambahan gunamenjadikan asapnya lebih tebal dan aromanya lebih harum. Asap dupa yangdibakar naik ke atas melambangkan naiknya doa-doa umat beriman kepadaTuhan. Ada pada kita catatan mengenai penggunaan dupa bahkan sejak awalkisah Perjanjian Lama. Secara simbolis dupa melambangkan semangat umatKristiani yang berkobar-kobar, harum mewangi keutamaan-keutamaan dannaiknya doa-doa dan perbuatan-perbuatan baik kepada Tuhan.

ASPERGILUM
     Berasal dari bahasa Latin “aspergere” yang berarti “ mereciki”, adalahsebatang tongkat pendek, di ujungnya terdapat sebuah bola logam yangberlubang-lubang, dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orangatau benda dalam Asperges dan pemberkatan. Bejana Air Suci adalah wadahyang dipergunakan untuk menampung air suci; ke dalamnya aspergilumdicelupkan.


SACRAMENTARIUM
       atau Buku Misa adalah buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi, berisi doa-doa dan tata perayaan Ekaristi.

TABERNAKEL
       Kat lemari kecil yg diletakkan di tengah altar untuk menyimpan         hosti;kemah tempat penyimpanan peti perjanjian sebelum Baitullah dibangun di Yerusalem.


WARNA-WARNA LITURGI:

  PUTIH: Melambangkan kemurnian, kejayaan, kemuliaan.
Dipakai pada masa Paskah dan Natal, Hari Raya, Pesta Tuhan Yesus, SP Maria, Para Malaikat dan Para Kudus bukan.

  MERAH: Melambangkan Roh Kudus, Penumpahan Darah.
Dipakai pada Minggu Palma, Jumat Agung, Pentakosta, Pesta Para Martir.

  HIJAU: Melambangkan pengharapan dan syukur.
Dipakai pada masa biasa.

  UNGU: Melambangkan pertobatan, duka, mati raga.
Dipakai pada masa Adven dan Prapaskah, Misa arwah.

 HITAM Melambangkan pertobatan, duka, mati raga.
Dipakai pada masa Adven dan Prapaskah, Misa arwah


PAKAIAN LITURGI


       Dalam perayaan liturgi dan ibadat, para petugas memakai pakaian tertentu. Ada berbagai jenis pakaian liturgi yang disesuaikan dengan fungsi dan pemakainya. Pakaian ini melambangkan suasana liturgi yang dirayakan saat itu.

Alba
      Alba adalah jubah panjang tipis berwarna putih. Alba berasal dari bahasa Latin “albus” yang artinya putih. Alba biasanya dipakai oleh imam atau diakon (calon imam) yang belum memakai jubah, dan  imam atau diakon yang ubahnya tidak berwarna putih . Alba bisa juga dipakai oleh para petugas liturgi lainnya, seperti: prodiakon, lektor, misdinar, dan pemazmur.

Jubah
      Jubah adalah pakaian yang hanya dikenakan oleh imam, atau frater. Biasanya berwarna putih panjang, berlengan panjang.

Kasula
      Kasula adalah pakaian luar yang dikenakan imam saat memimpin Perayaan Ekaristi. Kasula dikenakan diluar jubah atau alba. Kasula ini adalah pakaian resmi untuk imam yang wajib dikenakan saat memimpin Perayaan Ekaristi. Warna kasula selalu disesuaikan dengan warna liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

Stola
       Stola adalah pakaian liturgi berbentuk seperti selendang yang dikalungkan. Stola hanya boleh dipakai oleh orang-orang yang telah ditahbiskan yaitu, uskup, imam, diakon (calon imam). Stola merupakan simbo pemimpin liturgi. Maka tidak boleh dikenakan oleh orang yang tidak ditahbiskan. Stola biasa dipakai saat memberikan Sakramen Pengampunan dosa, saat memberikan Sakramen Minyak Suci, dan saat memimpin ibadat lainnya. Warna stola selalu disesuaikan dengan warna
 liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

Pluviale
      Pluviale adalah kain seperti mantel yang besar dan diberi hiasan indah. Pemakaiannya adalah dengan cara dikalungkan dari belakang dan dikancingkan pada bagian depan. Pluviale dipakai pada saat prosesi, adorasi, pemberkatan Sakramen Maha Kudus. Atau saat pemberkatan perkawinan tanpa Misa Kudus.

Velum
      Velum adalah kain selubung berbentuk persegi panjang besar dengan ukuran lebar 2-3 meter, yang dihias indah, biasanya berwarna putih atau kuning. Biasanya dipakai imam untuk membungkus Sibori pada saat menyimpan Sakramen Mahakudus.

Amik
      Amik adalah kain persegi empat yg pada kedua ujung atasnya terdapat tali yang panjang. Amik dipakai imam untuk menutupi krah baju atau jubah yang tidak berwarna putih. Amik dipakai sebelum mengenakan alba.

Dalmatik
       Dalmatik berbenuik seperti kasula, hanya biasanya pada ujungnya berbentuk persegi atau bersudut. Bermotif garis-garis salib besar. Hanya dipakai oleh diakon yang ditahbiskan (calon imam)

Samir
       Samir adalah perlengkapan liturgi berupa kain seperti selendang kecil dikalungkan di leher yang kedua ujungnya menyatu, yang diberi hiasan salib pada ujungnya. Samir biasa dipakai oleh prodiakon & lektor. Warna samir selalu disesuaikan dengan warna liturgi pada saat itu, dan jenis pesta peringatannya.

 Singel
      Singel adalah sebuah tali panjang yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Singel ini boleh dipakai oleh siapa saja yang memakai alba, atau yang albanya terlalu besar. Singel dipakai untuk merapikan dan mengikat alba.

Superpli
         Superpli adalah pakaian luar seperti rok yang panjangnya dari leher sampai atas lutut. Berwarna putih dan berlengan panjang. Biasa dipakai oleh imam, bruder, frater. Superpli dipakai di atas jubah imam, bruder, atau frater

PERALATAN MISA

 MENGENAL PERALATAN MISA


       Setiap kali kita ke gereja dan mengikuti misa, ada pemandangan rutin yang selalu kita lihat, yaitu aktivitas Imam di altar yang dibantu oleh para misdinar. Dalam melakuakan aktivitasnnya selama memimpin Ekaristi, begitu banyak peralatan dan perlengkapan yang dilibatkan (perlatan dan perlengkapan misa).

       Bagi kita yang pernah atau masih menjadi misdinar, peralatan misa ini tentunya sudah begitu akrab dan paling tidak kita tahu nama-namanya. Namun tidak sedikit juga diantara kita yang tidak tahu bahkan masih bingung dengan nama serta keguanaan dari peralatan tersebut. Untuk itu dalam posting kali ini, saatnya kita berbagi soal peralatan misa satu persatu sekalian dengan gambar agar lebih jelas.

PIALA (calix = cawan)

       Piala adalah cawan yang menjadi tempat anggur untuk dikonsekrasikan, dimana sesudah konsekrasi menjadi tempat untuk Darah Mahasuci Kristus. Melihat fungsinya, maka Piala harus dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir di mana Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya.

     Piala melambangkan cawan Sengsara Kristus (“Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku,” Mrk 14:36); dan yang terakhir, piala melambangkan Hati Yesus, dari mana mengalirlah Darah-Nya demi penebusan kita.

PURIFIKATORIUM

       Berasal dari bahasa Latin “purificatorium”, yaitu sehelai kain lenan berwarna putih berbentuk segi empat untuk membersihkan piala, sibori dan patena. Sesudah dipergunakan, purifikatorium dilipat tiga memanjang lalu diletakkan di atas piala.

PATENA
       Berasal dari bahasa Latin yang artinya “piring”. Patena, yang sekarang berbentuk bundar,datar, dan dirancang untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah piring. Dengan munculnya roti-roti kecil yang dibuat khusus untuk umat yang biasanya disimpan dalam sibori, fungsi dari patena sebagai piring menghilang. Maka bentuknya menjadi lebih kecil (Sejak abad 11). Menurut PUMR 2000, "untuk konsekrasi hosti, sebaiknya digunakan patena yang besar, di mana ditampung hosti, baik untuk imamdan diakon, maupun untuk para pelayan dan umat (No. 331).

      Patena, hendaknya dibuat serasi dengan pialanya, dari bahan yang sama dengan piala, yaitu dari emas atau setidak-tidaknya disepuh emas. Patena diletakkan di atas purifikatorium.

PALLA
       Berasal dari bahasa Latin palla corporalis yang berarti kain untukTubuh Tuhan, adalah kain lenan putih yang keras dan kaku seperti papan, berbentuk bujursangkar, dipergunakan untuk menutup piala.
      Palla melambangkan batu makam yang digulingkan para prajurit Romawi untuk menutup pintu masuk ke makam Yesus. Palla diletakkan di atas Patena.


  CORPORAL
       Sehelai kain lenan putih berbentuk bujur sangkar dengan gambar salib kecil di tengahnya. Seringkali pinggiran korporale dihiasi dengan renda. 
    Dalam perayaan Ekaristi, imam membentangkan korporale di atas altar sebagai alas untuk bejana-bejana suci roti dan anggur. Setelah selesai dipergunakan,korporale dilipat menjadi tiga memanjang, lalu dilipat menjadi tiga lagi dari samping dan ditempatkan di atas Palla.


Urutan aturan menyusun peralatan-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1.    Piala
2.    Purifikatorium+sendok kecil
3.    Patena (dengan hosti besar diatasnya)
4.    Pala
5.    Corporal

SIBORI
      Berasal dari bahasa Latin “cyborium” yang berarti “piala dari logam”,adalah bejana serupa piala, tetapi dengan tutup di atasnya. Siboriadalah wadah untuk roti-roti kecil yang akan dibagikan dalam Komunikepada umat beriman. Sibori dibuat dari logam mulia, bagian dalamnyabiasa dibuat dari emas atau disepuh emas.

PIKSIS
       Berasal dari bahasa Latin “pyx” yang berarti “kotak”, adalah sebuahwadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah jamkuno. Piksis biasanya dibuat dari emas. Piksis dipergunakan untukmenyimpan Sakramen Mahakudus, yang akan dihantarkan kepada mereka yangsakit, atau yang akan ditahtakan dalam kebaktian kepada Sakramen Mahakudus.

MONSTRANS
     Berasal dari bahasa Latin “monstrans, monstrare” yang berarti“mempertontonkan”, adalah bejana suci tempat Sakramen Mahakudusditahtakan atau dibawa dalam prosesi.

AMPUL
       adalah dua bejana yang dibuat dari kaca atau logam, bentuknya seperti buyung kecil dengan tutup di atasnya. Ampul adalah bejana-bejana darimana imam atau diakon menuangkan air dan anggur ke dalam piala. Selaluada dua ampul di atas meja kredens dalam setiap Misa.

LAVABO
      Berasal dari bahasa Latin “lavare” yang berarti “membasuh”, adalah bejana berbentuk seperti buyung kecil, atau dapat juga berupa mangkuk,tempat menampung air bersih yang dipergunakan imam untuk membasuh tangan sesudah persiapan persembahan. Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunakan mengeringkan tangan imam.

TURIBULUM
     (disebut juga Pedupaan/wiruk), berasal dari bahasa Latin “thuris” yang berarti “dupa”, adalah bejana di mana dupa dibakar untuk pendupaan liturgis. Turibulum terdiri dari suatu badan dari logam dengan tutupterpisah yang menudungi suatu wadah untuk arang dan dupa; turibulumdibawa dan diayun-ayunkan dengan tiga rantai yang dipasang padabadannya, sementara rantai keempat digunakan untuk menggerak-gerakkantutupnya. Pada turibulum dipasang bara api, lalu di atasnya ditaburkanserbuk dupa sehingga asap dupa membubung dan menyebarkan bau harum.Dupa adalah harum-haruman yang dibakar pada kesempatan-kesempatanistimewa, seperti pada Misa yang meriah dan Pujian kepada Sakramen Mahakudus.

NAVIKULA
      (disebut juga Wadah Dupa) adalah bejana tempat menyimpan serbuk dupa. Dupa adalah getah yang harum dan rempah-rempah yang diambil daritanam-tanaman, biasanya dibakar dengan campuran tambahan gunamenjadikan asapnya lebih tebal dan aromanya lebih harum. Asap dupa yangdibakar naik ke atas melambangkan naiknya doa-doa umat beriman kepadaTuhan. Ada pada kita catatan mengenai penggunaan dupa bahkan sejak awalkisah Perjanjian Lama. Secara simbolis dupa melambangkan semangat umatKristiani yang berkobar-kobar, harum mewangi keutamaan-keutamaan dannaiknya doa-doa dan perbuatan-perbuatan baik kepada Tuhan.

ASPERGILUM
       Berasal dari bahasa Latin “aspergere” yang berarti “mereciki”, adalahsebatang tongkat pendek, di ujungnya terdapat sebuah bola logam yangberlubang-lubang, dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orangatau benda dalam Asperges dan pemberkatan. Bejana Air Suci adalah wadahyang dipergunakan untuk menampung air suci; ke dalamnya aspergilumdicelupkan.


SACRAMENTARIUM
    atau Buku Misa adalah buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi, berisi doa-doa dan tata perayaan Ekaristi.

TABERNAKEL
  Kata lemari kecil yg diletakkan di tengah altar untuk menyimpan         hosti;kemah tempat penyimpanan peti perjanjian sebelum Baitullah dibangun di Yerusalem.


WARNA-WARNA LITURGI:

  PUTIH: Melambangkan kemurnian, kejayaan, kemuliaan.
Dipakai pada masa Paskah dan Natal, Hari Raya, Pesta Tuhan Yesus, SP Maria, Para Malaikat dan Para Kudus bukan.

  MERAH: Melambangkan Roh Kudus, Penumpahan Darah.
Dipakai pada Minggu Palma, Jumat Agung, Pentakosta, Pesta Para Martir.

  HIJAU: Melambangkan pengharapan dan syukur.
Dipakai pada masa biasa.

  UNGU: Melambangkan pertobatan, duka, mati raga.
Dipakai pada masa Adven dan Prapaskah, Misa arwah.

 HITAM Melambangkan pertobatan, duka, mati raga.
Dipakai pada masa Adven dan Prapaskah, Misa arwah

 Penulis










































SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 .. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger